Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Sri Mulyani Sebut Inflasi Indonesia Terendah di ASEAN dan G20: Banyak Negara Iri

Menurut Sri Mulyani, tingkat inflasi yang rendah merupakan hasil dari kebijakan moneter dan fiskal yang aktif dalam menstabilkan harga.

11 Februari 2025 | 18.24 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan paparan dalam Mandiri Investment Forum (MIF) 2025 di Jakarta, 11 Februari 2025. Forum investasi tahunan tersebut menghadirkan lebih dari 22.000 peserta termasuk 700 lebih investor asing dari berbagai negara secara hybrid untuk mendapatkan perkembangan terbaru perihal kebijakan domestik dan global, serta menggali potensi investasi di Indonesia. Tempo/M Taufan Rengganis
Perbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan paparan dalam Mandiri Investment Forum (MIF) 2025 di Jakarta, 11 Februari 2025. Forum investasi tahunan tersebut menghadirkan lebih dari 22.000 peserta termasuk 700 lebih investor asing dari berbagai negara secara hybrid untuk mendapatkan perkembangan terbaru perihal kebijakan domestik dan global, serta menggali potensi investasi di Indonesia. Tempo/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut sejumlah negara-negara di ASEAN maupun G20 kini iri dengan konidisi rendahnya laju inflasi di Indonesia saat ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Saat ini, kita mungkin berada di level inflasi terendah jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN maupun G20, yang membuat banyak negara iri,” kata Sri Mulyani dalam kegiatan Mandiri Investment Forum 2025 (MIF) di Jakarta, Selasa, 11 Februari 2025, seperti dikutip dari Antara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurut Mantan Direktur Bank Dunia ini, tingkat inflasi yang rendah merupakan hasil dari kebijakan moneter dan fiskal yang aktif dalam menstabilkan harga. Ia mencontohkan kebijakan fiskal yang dimaksud di antaranya dengan memberikan insentif kepada pemerintah daerah yang mampu mengendalikan inflasi.

Kebijakan fiskal, kata Sri Mulyani, juga memainkan peran penting dalam menstabilkan dan menurunkan harga pangan, termasuk beras, ayam, hingga telur.

Ia juga menggarisbawahi pentingnya ketersediaan pangan bagi setiap rumah tangga dan tidak boleh diremehkan. Pasalnya, hal ini sangat penting dalam menentukan kualitas perekonomian.

Tak hanya dalam hal pertumbuhan, tetapi juga memastikan bahwa setiap rumah tangga memiliki sumber daya untuk mendapatkan makanan di meja mereka. Sri Mulyani yakin upaya pemerintah itu turut menjelaskan tingkat pertumbuhan di Indonesia disertai dengan penurunan angka kemiskinan dan pengangguran.

“Kombinasi antara pertumbuhan ekonomi yang tinggi, harga yang stabil atau inflasi rendah, serta penurunan pengangguran dan kemiskinan adalah pencapaian luar biasa yang jarang terjadi di negara lain,” kata Sri Mulyani.

Lebih jauh, ia menyebutkan, bisa jadi sejumlah negara unggul dalam aspek tertentu, seperti pertumbuhan ekonomi, tetapi kurang berhasil dalam mengendalikan inflasi. Begitu juga, ada negara yang berhasil menekan kemiskinan, tetapi dengan mengorbankan aspek lainnya.

“Namun, mencapai pertumbuhan yang tinggi, inflasi yang rendah, serta penurunan pengangguran dan kemiskinan secara bersamaan merupakan prestasi yang luar biasa,” kata Sri Mulyani.

Tingkat inflasi Indonesia tercatat sebesar 0,76 persen (year-on-year/yoy) pada Januari 2025, tingkat kemiskinan 8,57 persen pada September 2024, serta pertumbuhan ekonomi sebesar 5,03 persen secara kumulatif sepanjang 2024.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus