Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seruan panggilan naik pesawat sahut-menyahut terdengar di balik pengeras suara Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara, Jumat pagi mengancik siang, 31 Desember 2021. Antrean mengular di hampir tiap gate atau pintu masuk penumpang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Layar informasi yang menyajikan jadwal keberangkatan pesawat terus bergerak. Penumpang dengan berbagai tujuan tampak mencocokkan lembar tiket yang mereka pegang dengan jadwal teranyar di layar. Kalau-kalau, jadwal penerbangan mereka mengalami keterlambatan terbang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kabut menggayut dan hujan yang mengguyur di tanah Deli Serdang sejak Jumat pagi membuat beberapa penumpang khawatir. Rahayu Rara salah satunya. Penumpang Garuda Indonesia rute Kualanamu-Jakarta itu khawatir tak sampai tujuan tepat jadwal karena cuaca.
"Was-was menunggu dan tidak sampai Jakarta jam 13.00 WIB," ujar Rara ditemui di Bandara Kualanamu, Jakarta, Jumat. Tak hanya khawatir penerbangan molor, perempuan berusia 29 tahun itu cemas menunggu terlalu lama di terminal bandara karena suasana menjelang tahun baru cukup ramai.
Meski ada pengawasan terhadap protokol kesehatan di bandara, penumpang yang bepergian untuk urusan bisnis ini masih hati-hati dengan keriuhan di tempat publik. Apalagi dengan munculnya varian Covid-19 Omicron.
Suasana serupa tampak di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Rabu sore lalu, 29 Desember. Ruang-ruang tunggu terminal yang melayani penerbangan Garuda Indonesia dan Citilink ramai lalu-lalang penumpang. Nyaris seluruh kursi di dekat pintu garbarata terisi penuh.
Para penumpang duduk berjarak di bangku-bangku panjang yang ditata berderet. Tak hanya di ruang tunggu umum, hilir-mudik orang terlihat di tenant-tenant yang menjajakan makanan atau minuman.
Kondisi di dua bandara menjelang pengujung tahun itu jauh berbeda dengan Juli lalu saat varian Covid-19 Delta merebak di Indonesia. PT Angkasa Pura II (Persero) mencatat jumlah penumpang per Desember telah mencapai hingga 9.000 orang per hari, jauh meningkat dari angka saat gelombang kedua pandemi Covid-19 melanda.
"Di akhir tahun ini Angkasa Pura II mencatat recovery rate-nya (pergerakan penumpang) sudah 68-70 persen compare to 2019. Sedangkan waktu varian Delta mungkin (penumpang) hanya sekitar 30 persen. Paling tinggi 40 persen," ujar Awaluddin saat ditemui di Bandara Kualanamu, 30 Desember 2021.
Awaluddin mengatakan ada perbaikan jumlah penumpang di bandara yang dikelolanya karena ditopang peningkatan sebulan terakhir dan pergerakan pada masa Natal dan tahun baru. Bahkan menurut dia, perseroan akhirnya mencapai laba operasional setelah pendapatan dari sisi penjualan tiket penumpang nyaris 20 bulan anjlok.
“Sejak pertama kali pandemi Covid-19 sampai 18-19 bulan, situasi (operating profit) selalu negatif. Sekarang operating profit kita sejak November sudah positif, EBITDA juga positif, walau net income masih struggling,” ujar Awaluddin.
Situasi penjualan tiket membaik karena kepercayaan masyarakat terhadap transportasi umum mulai pulih pasca-penyuntikan vaksin Covid-19 dosis kedua. Di sisi lain, kebijakan pemerintah yang membuka peluang masyarakat untuk tetap melakukan pergerakan pada masa libur akhir tahun turut menjadi pendorong terjadinya pertumbuhan kinerja perusahaan.
"Kami bersyukur bahwa situasi penerapan regulasi diimbangi dengan pola pergerakan masyarakat. Regulasi memungkinkan masyarakat boleh bergerak dari satu titik ke titik lain, tapi atensinya bukan untuk liburan," kata Awaluddin.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.