Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Survei TMF: Indonesia Jadi Negara Paling Rumit untuk Urusan Bisnis

Indonesia menduduki peringkat pertama negara yang paling rumit untuk urusan bisnis.

17 Oktober 2020 | 08.46 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Foto areal suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis 14 November 2019. APBN diharapkan bisa menjadi pendongkrak bagi pertumbuhan ekonomi. Maka program priortas yang masuk dalam pendanaan APBN harus digenjot realisasinya. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia menduduki posisi pertama di dalam Indeks Kompleksitas Bisnis Global (GBCI) 2020. Survei ini menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara dengan kompleksitas yang paling rumit dalam urusaan berbisnis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

GBCI merupakan indeks yang dirilis oleh lembaga konsultan dan riset TMF Group. Di bawah Indonesia, ada Brasil, Argentina, Bolivia dan Yunani. Sementara itu, China menempati posisi kelima dan negara serumpun Malaysia berada di posisi kesembilan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Posisi Indonesia sebagai pasar paling kompleks secara global sebagian disebabkan oleh undang-undang tradisionalnya," ungkap laporan tersebut.

Undang-undang ketenagakerjaan yang ditujukan untuk melindungi tenaga kerja dari eksploitasi, membuat RI sulit mengambil tindakan disipliner atau memecat yang berkinerja buruk para karyawan.

TMF juga memaparkan peraturan ini dianggap kuno oleh orang luar dan tetap menjadi salah satu yang utama menghalangi investasi asing di Indonesia.

Daftar Negatif Investasi, yang membatasi persentase kepemilikan asing di masing-masing sektor industri, dianggap sebagai salah satu sektor utama hambatan operasional bisnis di Indonesia.

Namun TMF menambahkan ada langkah-langkah untuk menyederhanakan lingkungan bisnis Indonesia untuk menarik investasi dan pekerja asing. Salah satunya adalah konversi Daftar Negatif Investasi ke dalam Daftar Investasi Positif, yang diharapkan untuk diimplementasikan selama beberapa tahun ke depan.

Ini harus membuka lebih banyak sektor Indonesia ekonomi untuk investasi langsung asing (FDI). Itu draf saat ini berisi rencana untuk membuka 16 dari 20 sampai sekarang sektor tertutup untuk berbagai tingkat asing kepemilikan.

Langkah ini harusnya akan menurunkan Peringkat GBCI Indonesia di tahun-tahun mendatang. GBCI mengkalkulasi penilaian kompleksitas berbisnis di 77 negara.

“Presiden (Jokowi) sangat ingin meningkatkan investasi asing dan sedang mencari untuk meringankan segala sesuatunya sejauh mungkin. Indonesia sudah menarik dan pasar yang menguntungkan dan, dengan peningkatan kemudahan berbisnis, itu akan menjadi bahkan lebih menarik," kata Alvin Christian, mewakili TMF Group- Indonesia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus