PAPAN nama perusahaan penerbangan ItU masih terpampang di
gedung bertingkat 3 di Jalan Wahidin No. 1, Denpasar. Padahal
pintu depan dan jendelajendelanya sudah terkunci sejak 2 bulan
yang lalu. Beberapa tamu yang masih punya bisnis di situ nampak
masuk dari pintu belakang.
Ruangan di dalam gelap. Sekitar 10 orang pegawai ngobrol di
ruangan tamu. Mereka kelihatannya hanya ingin membunuh waktu.
"Sudah dua bulan kami tak menerima gaji," kata seorang pegawan
Memang sudah 2 bulan perusahaan penerbangan PT AOA Zamrud
Aviation Corporation yang berpangkalan di Denpasar menghentikan
kegiatan. Zamrud yang menghubungkan kota-kota di Bali, NTT dan
NTB belakangan ini hanya mengurus pengembalian tiket pesawat
bernilai Rp 3,4 juta yang telanjur dijual sejak Oktober.
Pokok pangkal terbengkalainya pelayanan penerbangan itu
disebabkan 3 buah pesawat DC 3 milik perusahaan tersebut tak
bisa mengudara akibat kerusakan mesin. Sedangkan suku cadang
yang diperlukan untuk perbaikan tak ada di pasar.
Dua di antara tiga pesawat bermesir dua itu terkapar di
Sumbawa. Sebuah mesin kanannya saja yang masih hidup Sedangkan
yang satu lagi cuma mesin klri. Daripada dua-duanya tak bisa
terbang, ada rencana untuk memindahkan saja mesin pesawat yang
satu ke pesawat y ang lain. Tapi niat ini tak terlaksana karena
satu di antara pesawat itu disewa dari perusahaan penerbangan
Sempati. Yang punya rupanya tak setuju.
Memang sudah sejak lama pesawat buatan McDonnell Douglas
Corporation tahun 1942 itu sering rewel dan mogok. Suku
cadangnya yang asli sulit ditemukan di pasar. "Biasanya
didatangkan dari pabrik. Tapi belakangan ini dari pabrik pun
sudah tak pernah datang," cerita seorang tehnisi Zamrud kepada
wartawan TEMPO, I Nengah Wedja.
Yang tersedia di pasar buatan Pulogadung atau Surabaya.
Mutunya? Kalau yang asli bisa dipakai sampai 1000 jam terbang,
maka buatan lokal hanya beltahan 100 sampai 300 jam terbang. Itu
berarti pesawat lebih sering di-overhaul (turun mesin). Suatu
keadaan yang mengancam kelangsungan hidup Zamrud.
Ongkos sekali turun mesin kabarnya mencapai Rp 8 juta.
Padahal keuntungannya, seperti diucapkan Direktur Zamrud,
Djoeber Affandi "pas-pasan saja." Pada bengkel pesawat Jaemco di
Surabaya, menurut sebuah sumber, Zamrud masih punya utang Rp 73
juta untuk biaya overhaul.
Terhentinya penerbangan Zamrud milik Tri Ubaya Cakti itu
mengakibatkan tertundanya pengiriman pos dan barang kiriman
lain. Muatan itu terpaksa menunggu diangkut pesawat Twin Otter
milik MNA yang kapasitasnya lebih kecil dari DC 3.
Menurut kabar dalam sebulan ini pesawat tua itu akan
terbang kembali, untuk mempertahankan izin operasi. Tapi
sebenarnya pihak Ditjen Perhubungan Udara sendiri sudah
mengusulkan agar pesawat DC 3 itu tidak diterbangkan lagi.
"Sebab bukan lagi masalah laik atau tidak. Tapi biayanya yang
amat tinggi. Bahan bakar avigasnya amat sulit didapat,' kata Ir.
D. Sartono, pejabat Kasubdit Kelaikan Udara kepada Mustha'fa
Helmy dari TEMPO .
Sendok-garpu
Tapi apa boleh buat Zamrud hanya punya pesawat model
begitu. Terkadang untuk menghidupkan mesinnya penumpang membantu
secara beramai-ramai menarik tali untuk menghidupkan
balingbaling pesawat. Enam pesawat DC3 yang lain, yang dibeli
tahun 1969 ketika perusahaan itu berdiri, sudah dijual sebagai
barang rongsokan.
Badan pesawat yang berbobot 7 ton dan terbuat dari
aluminium dijual kepada pemilik industri alat dapur. Satunya
berharga Rp 2 juu. Dari sini bangkai pesawat itu diolah menjadi
sendok-garpu dan panci. "Pesawat-pesawat itu sudah kehabisan jam
terbang dan tak mungkin bisa terbang lagi. Seandainya bisa, akan
memakan biaya. Perusahaan akan rugi besar . . . " kata Djoeber
Affandi.
Sang direktur melontarkan rencananya untuk memperbaharui
armada yang ada dengan F 27. Pesawat yang dianggap bisa
mendekati kemampuan DC 3. Hemat bahan bakar dan tinggi tingkat
keselamatannya. "Tapi harus menunggu tahun 1981, karena biayanya
yang besar. Atau mungkin mencarter pesawat milik perusahaan
lain," katanya.
Sementara itu di kalangan karyawan sendiri beredar kabar si
Zamrud akan merger dengan Sempati Air Transpor, perusahaan
penerbangan yang juga dikelola Tr Ubaya Cakti.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini