Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Nilai komitmen pinjaman luar negeri untuk belanja sektor pertahanan dari Kementerian Pertahanan terus meningkat dalam lima tahun terakhir.
Wakil Direktur Indef Eko Listiyanto mempertanyakan urgensi utang pinjaman luar negeri untuk belanja pertahanan.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berdalih bahwa kebutuhan anggaran pertahanan yang terus meningkat semata-mata untuk mendukung proses penguatan pertahanan dan keamanan negara yang tidak bisa dilakukan secara instan.
JAKARTA - Nilai komitmen pinjaman luar negeri untuk belanja sektor pertahanan dari Kementerian Pertahanan terus meningkat dalam lima tahun terakhir. Urgensinya dipertanyakan.
Menurut data Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan, jumlah pinjaman luar negeri untuk belanja sektor pertahanan pada 2018 sebesar US$ 1,56 miliar atau setara dengan Rp 24,18 triliun (asumsi kurs rupiah 15.500 per dolar Amerika). Nilainya kemudian naik menjadi US$ 4,35 miliar atau sekitar Rp 67,42 triliun pada 2019. Setelah terimbas Covid-19 dan mengalami penyesuaian, pinjaman luar negeri untuk belanja Kementerian Pertahanan kembali merangkak naik pada 2022 menjadi US$ 5,96 miliar atau sekitar Rp 92,38 triliun dan menjadi US$ 7,13 miliar atau sekitar Rp 110,51 triliun pada kuartal III 2023.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo