Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Indonesian Hotel General Manager Assosiation (IHGMA) Nusa Tenggara Barat, Lalu Kusnawan menegaskan bahwa kenaikan tarif akomodasi di wilayahnya sudah sesuai dengan Peraturan Gubernur No 9 Tahun 2022 tentang Penyelanggaraan Usaha Akomodasi. Ia menyangkal dugaan pematokan tarif terlalu tinggi pada momen gelaran MotoGP Mandalika 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Berdasarkan pantauan IHGMA di lokasi sudah sesuai Pergub Nomor 9 2022,” ujar Lalu Kusnawan lewat konferensi video dalam acara Weekly brief with Sandiaga Uno, Senin, 30 September 2024 di Kantor Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Jakarta Pusat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, Menparekraf Sandiaga Uno menyampaikan Dorna selaku promotor MotoGP mengeluhkan harga akomodasi yang mahal. Namun, Sandi berujar secara umum Dorna tetap puas pada penyelenggaraan MotoGP Mandalika 2024.
Mengenai hal itu, menurut Lalu Kusnawan, pada momen menjelang dan pelaksanaan MotoGP Mandalika, tingkat okupansi hotel di area utama terdekat sirkuit mencapai 95 persen. Mayoritas ditempat oleh para kru pembalap yang berlaga di Sirkut Mandalika.
“Sementara itu kalau di Mataram dan Senggigi, okupansinya mencapai 80 persen,” katanya.
Namun, ia mengklaim bahwa tiga pekan jelang pelaksanaan masih banyak akomodasi yang tersedia. Sehingga para wisatawan diberikan banyak pilihan.
“Opsi itu banyak, agar tidak selalu di-framing bahwa akomodasi yang menjadi persoalan. Ini kan kita bicara tren pasar,” kata dia.
Lalu menyampaikan, kenaikan terjadi namun dalam batasan lumrah. Pasalnya, dengan meningkatknya permintaan maka pihak akomodasi pun mempekerjakan karyawan tambahan dan mengeluarkan biaya operasional lebih banyak.
Ia juga menyarankan agar para pemilik hotel di bawah asosiasi mendapat ajakan untuk duduk bersama mencari solusi terbaik. Selain itu, ia juga menilai aspek akomodasi bisa dimasukkan ke bundling tiket yang dipromosikan.
“Saya juga berharap aturan yang dibuat bukan hanya mengakut akomodasi saja, tapi lebih kepada jasa pariwisata karena di dalamnya ada restoran dan juga travel agent,” ucapnya.
Lalu juga berharap agar lebih banyak lagi ajang internasional yang digelar di NTB. Dengan begitu, para pelaku jasa wisata tidak hanya bertumpu pada penyelenggaraan MotoGP setahun sekali saja.
Kendati ada polemik tersebut, Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Nia Niscaya, mengungkapkan bahwa pagelaran MotoGP 2024 jauh lebih berdampak secara ekonomi ketimbang tahun lalu. Nia mengaku belum bisa menyebut angka pasti terkait kalkulasi dampak ekonomi dari tahun ini.
"Namun secara umum dari komponen yang bisa kita lihat, dari penjualan tiket hingga kunjungan wisatawan, angkanya lebih baik dari tahun kemarin," kata Nia.