KURANG mampunya PLN memasok listrik bisa jadi musibah, tapi juga bisa membawa hikmah. Akan halnya hikmah ini bisa dilihat pada E.B. Santoso, seorang pengusaha di Surabaya yang pekan lalu meneken kerja sama patungan dengan Taiyo-Jepang, untuk mendirikan pabrik generator. Santoso, yang mewakili PT Rutan Machinery Trading Co. dan PT Agrindo Surabaya, menguasai 45% saham. Sisanya yang 55% dikuasai oleh sang mitra Jepang. Dengan modal awal 3 juta dolar (Rp 5,7 milyar lebih), PT Taiyo Electric Indonesia -- TEI, demikian nama perusahaan patungan tersebut -- akhir tahun ini diharapkan sudah menghasilkan generator bermerek Taiyo, yang sebelumnya diimpor dari Negeri Sakura. "Saya yakin, industri generator di Indonesia punya prospek yang sangat cerah," kata Santoso. Selain prospek cerah, upah buruh di Indonesia yang relatif lebih murah juga ikut diperhitungkan. Menurut Santoso, komponen upah di Jepang merupakan 40% dari total biaya produksi, sedang di Indonesia cuma 15%. "Kelebihan itu jelas merupakan kekuatan kami dalam bersaing," katanya. TEI akan memproduksi generator yang berkekuatan 20 kVa sampai 1.150 kVa. Kapasitas pabriknya sendiri bisa mencapai 9.200 unit per tahun. Lantas pasarnya? Selain akan mengincar konsumen dari kalangan perorangan, hotel, rumah sakit, dan perkantoran Taiyo juga akan merambah pasarnya di sektor pelayaran. Dan ini bukan mustahil, sebab generator Taiyo sudah lama dipakai oleh kapal-kapal milik Pelni dan Pertamina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini