Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pasrah. Perasaan itulah yang menyelimuti Benny Soetrisno, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia, dua pekan terakhir. Harapannya bahwa pemerintah akan merealisasi stimulus fiskal kepada dunia usaha senilai Rp 71,3 triliun ternyata masih jauh panggang dari api. ”Sudah sejak Oktober kami berbicara terus dengan pemerintah, sampai sekarang tak ada realisasinya,” katanya kepada Tempo di Jakarta pekan lalu.
Untuk mengantisipasi dampak krisis global, pemerintah menjanjikan stimulus fiskal Rp 71,3 triliun. Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat sudah membahas rencana ini dua pekan lalu. Namun, hingga pekan lalu, belum ada tanda-tanda proposal pemerintah itu bakal disetujui Dewan.
Berlarut-larutnya realisasi stimulus ini juga membuat Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia M.S. Hidayat geregetan. Terlebih lagi, realisasi stimulus ada kemungkinan baru bisa dicairkan April mendatang. ”Saat itu dunia usaha sudah semakin terpuruk,” katanya kepada Tempo di Jakarta pekan lalu. ”Kami akan protes kepada Dewan dan pemerintah.”
Pemilik kelompok usaha Benua Biru Nusa ini meyakinkan stimulus harus sudah direalisasi karena Indonesia telah merangkak memasuki kemelut dan penurunan aktivitas perekonomian. Jika Amerika sudah krisis, Indonesia sedang memasuki turbulensi. ”Tapi pemerintah dan Dewan tak mau menggunakan istilah ini,” ujarnya.
Sinyalemen Hidayat boleh jadi benar. Di Cirebon, misalnya, H Bandi, pemilik PT Sami Jaya, perusahaan mebel rotan, terpaksa merumahkan ratusan karyawannya akibat minimnya order. ”Saat ini tersisa 125 orang, dari sebelumnya 700-an orang,” katanya. Sejak krisis global mulai terjadi, Sami Jaya sudah kehilangan lebih dari 70 kontainer akibat pembeli luar negeri membatalkan pemesanan.
Industri rotan tak sendiri. Industri tekstil juga semakin goyang akibat krisis global. ”Ada penurunan kapasitas produksi sekitar 30 persen,” kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Indonesia Djimanto. Industri otomotif juga sudah melesu. ”Penurunan penjualan sudah terjadi setelah Lebaran tahun lalu,” kata Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia Freddy Soetrisno.
Kepala Badan Fiskal Departemen Keuangan Anggito Abimanyu mengatakan pemerintah akan segera mengucurkan stimulus setelah Dewan menyetujuinya. Ketua Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Hafiz Zawawi menjelaskan, lamanya persetujuan Dewan itu karena pemerintah baru memasukkan usulnya Kamis pekan lalu.
”Alokasi dana stimulus pun masih banyak yang perlu ditinjau kembali,” kata Hafiz. Repotnya, sebagian dunia usaha tak bisa menunggu terlalu lama. Bukan tidak mungkin, tujuan mengurangi pemutusan hubungan kerja bakal tak tercapai.
PI, Ismi Wahid, Agung Sedayu, Ivansyah (Cirebon)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo