Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengumumkan pengunduran diri 3 jajaran direksinya pada Jumat, 6 Desember 2024 lalu. Ketiga direktur itu yakni Viviek Agarwal selaku Direktur Keuangan, Ainul Yaqin selaku Direktur Personal Care, dan Hernie Raharja selaku Direktur Pemasaran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekretaris Perusahaan Unilever Indonesia, Padwestiana Kristanti, mengatakan pengunduran diri ketiga jajaran direksi tersebut berlaku efektif setelah disetujui pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). “RUPSLB akan diselenggarakan pada 14 Januari 2025,” kata Padwestiana dalam keterangan resminya dikutip Senin, 9 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lebih lanjut, Padwestiana mengatakan, Viviek Agarwal dan Ainul Yaqin akan mengembang posisi baru di manajemen global Unilever. Viviek, kata dia, akan mengurus pengembangan portofolio bisnis Unilever di regional Asia Tenggara sementara Ainul Yaqin beralih ke pengembangan personal care digital marketing transformation di pasar Asia.
Selain itu, Padwestiana mengatakan Hernie Raharja tidak akan meneruskan perjalanan kariernya di Unilever. “Ibu Hernia Raharja akan memulai fase baru dalam perjalanan kariernya setelah 27 tahun bertumbuh bersama Perseroan,” kata dia.
Sebagai pengganti, manajemen Unilever Indonesia telah mengusulkan tiga nama untuk menjadi jajaran direksi yang baru. Tiga nama itu adalah Neeraj Lal, Vandani Suri, dan Alejandro Meinardo Santos Cocha. Ketiga nama ini juga akan mendapat persetujuan dalam RUPSLB pada 14 Januari 2025 mendatang. Padwestiana menegaskan kejadian ini tidak berdampak kepada operasional, hukum, dan kondisi keuangan Perseroan.
Selain pengunduran diri jajaran direksi, Unilever Indonesia baru-baru ini juga mengumumkan rencana penjualan salah satu unit bisnisnya. Perseroan akan menjual bisnis es krim miliknya ke PT The Magnum Ice Cream Indonesia. Transaksi ini bernilai Rp 7 triliun belum termasuk pajak pertambahan nilai (PPN), mencakup aset tetap senilai Rp 2,5 triliun, nilai buku bersih Rp 1,9 triliun, hingga nilai persediaan sebesar Rp 172 miliar.
Padwestiana mengatakan pada tanggal penandatanganan pada Jumat, 22 November 2024 lalu, Magnum Ice Cream masih memiliki hubungan afiliasi dengan Unilever Indonesia. Namun, pada saat pelaksanaan dan penyelesaian transaksi maka Magnum Ice Cream selaku pembeli tidak lagi memiliki hubungan dengan Perseroan.
Menurutnya, penjualan bisnis es krim dilakukan karena Grup Unilever ingin memisahkan bisnis es krim globalnya. “Penjualan tersebut akan memungkinkan Perseroan merealisasikan nilai investasinya dalam bisnis es krim di Indonesia dan mengembalikan nilai tersebut kepada para pemegang sahamnya dalam jangka pendek,” kata dia.