Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Agung (Dirdik Jampidsus Kejagung) Abdul Qohar menanggapi kemungkinan penyidik memeriksa menteri lain di kasus dugaan korupsi impor gula. Eks Menteri Perdagangan (Mendag) Tom Lembong sebelumnya telah terjerat dalam kasus ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pria yang akrab disapa Qohar itu mengatakan penyidik Jampidsus Kejagung baru kemarin, 29 Oktober 2024 menetapkan dua tersangka kasus impor gula. Selain Tom Lembong, Direktur Pengembangan Bisnis PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PT PPI) Charles Sitorus juga telah ditetapkan sebagai tersangka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Qohar menyebut penyidik Jampidsus Kejagung tengah berfokus mengusut kasus ini pada periode 2015-2016. Pada periode tersebut, Tom Lembong menerbitkan peraturan ihwal impor gula kristal mentah. Berapa produksi gula Indonesia pada 2015–2023?
Pada 2015 hingga 2016 saat Tom Lembong menjabat sebagai Menteri Perdagangan, produksi gula di Indonesia mencapai 2,6 juta ton. Namun, pada 2016 produksi hanya sekitar 2,3 juta ton imbas La Nina sehingga untuk memenuhi konsumsi rumah tangga masih kurang.
Ketua Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) APTRI saat itu, Abdul Wachid, menambahkan bahwa jika tidak ada La Nina, kemungkinan produksi gula pada 2016 bisa mencapai 2,7 juta ton.
Dilansir dari Koran Tempo edisi Sabtu, 2 November 2024, produksi gula Indonesia pada 2019 mencapai 2,22 juta ton, Sementara itu, untuk impor gula tahun 2019 mencapai 4.09 juta ton. Pada 2020, produksi gula Indonesia menurun jadi 2,13 juta ton dan untuk impor meningkat pada 2020 menjadi 5,53 juta ton.
Dikutip dari laman kemenperin.go.id, pada 2021 produksi gula nasional sebesar 2,35 juta ton yang terdiri dari produksi pabrik gula BUMN sebesar 1,06 juta ton dan pabrik gula swasta sebesar 1,29 juta ton. Sementara itu, kebutuhan gula tahun 2022 mencapai sekitar 6,48 juta ton, terdiri dari 3,21 juta ton GKP dan 3,27 juta ton GKR.
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin saat itu, Putu Juli Ardika, mengatakan saat ini masih terdapat gap kebutuhan gula sekitar 850 ribu ton untuk gula konsumsi dan 3,27 juta ton untuk gula rafinasi. Lonjakan kebutuhan tersebut disebabkan oleh peningkatan konsumsi rumah tangga seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, pendapatan masyarakat dan tumbuhnya industri makanan dan minuman yang diproyeksi meningkat 5-7 persen per tahunnya.
Pada 2022, produksi gula Indonesia meningkat dengan 2,40 juta ton. Meski produksi meningkat, tetapi pada tahun tersebut impor gula juga meningkat. Pada 2022 Indonesia tercatat mengimpor gula sebanyak 6 juta ton.
Pada 2023, Ketua Umum Ikatan Ahli Gula (IKAGI) saat itu, Aris Toharisman, mengungkapkan produksi gula Indonesia pada 2023 masih jauh dari kebutuhan gula nasional. “Kalau produksi sekarang 2,2 juta ton, jauh dari kebutuhan sekitar 6,5 jt ton,” tutur dia. Menurutnya, produksi gula selama 5 tahun terakhir relatif stagnan, sementara kebutuhan terus meningkat.
ANANDA RIDHO SULISTYA | AMELIA RAHIMA SARI | RIANI SANUSI PUTRI | DEFARA DHANYA | KORAN TEMPO | RULLY WIDAYATI