Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Indonesia dan Cina memulai kerja sama local currency settlement rupiah dan yuan.
Rupiah dan yuan bakal digunakan untuk perdagangan dan investasi, tanpa konversi ke dolar AS.
Bank yang ditunjuk sebagai ACCD akan memfasilitasi transaksi rupiah dan yuan.
JAKARTA – Indonesia dan Cina menerapkan kerja sama penyelesaian transaksi dengan mata uang lokal atau local currency settlement (LCS). Lewat skema ini, kedua negara bersepakat meninggalkan dolar Amerika Serikat (AS) serta memakai mata uang rupiah dan yuan dalam transaksi perdagangan dan investasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono, berujar kerja sama yang diteken Bank Indonesia dan bank sentral China atau People’s Bank of China (PBoC) meliputi penggunaan kuotasi nilai tukar secara langsung serta keringanan regulasi tertentu dalam transaksi valuta asing, “Antara mata uang rupiah dan yuan,” ujarnya, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Erwin menuturkan, dengan kesepakatan ini, penyelesaian transaksi perdagangan dan investasi dapat berjalan efisien karena langsung menggunakan mata uang lokal tanpa konversi ke dolar AS. Untuk memfasilitasi LCS, Bank Indonesia menunjuk 12 bank sebagai Appointed Cross Currency Dealer (ACCD). Bank yang telah ditunjuk sebagai ACCD memiliki kemampuan memfasilitasi transaksi rupiah dan yuan sesuai dengan koridor yang disepakati.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Internasional Bank Indonesia, Doddy Zulverdi, mengatakan LCS memberikan keuntungan kepada pelaku usaha serta bisa menstabilkan nilai tukar rupiah. Keuntungan lainnya adalah tersedianya alternatif pembiayaan ekspor atau direct investment dalam mata uang lokal serta tersedianya alternatif instrumen hedging atau lindung nilai dalam mata uang lokal. “Dengan demikian, exposure risiko dapat dilindungi dengan biaya yang lebih efisien,” ujarnya.
Mata uang yuan Cina di tempat penukaran valuta asing di Jakarta, 25 Agustus 2021. TEMPO/Tony Hartawan
Doddy juga mengatakan akses pelaku usaha terhadap mata uang selain dolar AS semakin luas dan berpotensi menambah alternatif investasi. Bank Indonesia sebelumnya telah menggandeng Jepang, Malaysia, dan Thailand untuk melakukan kerja sama LCS. Bank Indonesia juga menjajaki kerja sama serupa dengan India, Korea Selatan, dan Filipina.
Salah satu bank yang ditunjuk untuk menjalankan operasional LCS adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri, Rudi As Aturridha, mengatakan layanan yang diberikan meliputi pembukaan rekening, jual-beli mata uang lokal, hedging, transfer dana, pembiayaan perdagangan, layanan perdagangan, dan investasi.
Pemanfaatan layanan LCS oleh nasabah meliputi pembiayaan, kegiatan perdagangan ekspor dan impor dengan counterpart di negara mitra, jual-beli valuta asing mata uang LCS, remitansi untuk penerimaan atau pengiriman gaji, serta transfer untuk pembayaran biaya pendidikan dan kesehatan. “Semua dijalankan dalam mata uang lokal,” ujarnya.
PT Bank Central Asia Tbk mencatat ramainya peminat kebijakan LCS, merujuk pada keberhasilan implementasi kebijakan LCS Jepang, Malaysia, dan Thailand. Direktur BCA, Santoso, mengatakan bank terus mendorong penggunaan layanan LCS untuk memberikan kemudahan bagi nasabah yang ingin mengirim uang atau melakukan transaksi dengan rupiah dan mata uang lain.
Bank Fasilitator Transaksi Rupiah-Yuan
BCA, kata dia, memberikan insentif bagi nasabah yang memakai skema LCS, yaitu bebas biaya teleks (cable charges) untuk LCS yen Jepang dan free in lieu (biaya penggantian) untuk LCS baht Thailand serta ringgit Malaysia. BCA mencatat transaksi LCS terus meningkat, dengan pertumbuhan lebih dari 10 persen dibanding pada tahun lalu.
Ketua Bidang Perdagangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Benny Soetrisno, mengatakan perluasan kerja sama LCS Indonesia dan Cina sejalan dengan usul pelaku usaha yang membutuhkan sistem kliring yuan di Indonesia sebagai infrastruktur untuk menciptakan likuiditas, serta mendorong bank untuk menggunakan mata uang lokal. “Kami akan mensyaratkan mitra dagang kami dari Cina agar menggunakan yuan daripada dolar AS,” ujarnya. Apindo bakal menginformasikan daftar nama perusahaan yang memiliki hubungan perdagangan dengan Cina kepada bank penyedia AACD secara berkala.
Kepala Bidang Pengkajian dan Pengembangan Kementerian Perdagangan, Kasan, mengatakan implementasi LCS Indonesia-Cina menjadi kabar baik bagi eksportir maupun importir. Sebab, kata dia, mereka dapat memperoleh pembiayaan dengan mata uang lokal negara yang menjadi mitra dagangnya. “Apalagi Cina merupakan negara dengan tujuan ekspor terbesar. Cina juga menjadi penyedia bahan baku industri,” ucapnya.
Volume perdagangan Indonesia dan Cina terus meningkat dari sisi ekspor. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, transaksi ekspor dan impor Indonesia dengan Cina terus meningkat. Sepanjang 2020, transaksi perdagangan dengan Cina sebesar US$ 71,4 miliar. Sedangkan pada semester pertama tahun ini sudah mencapai US$ 50 miliar. “Bisnis sudah naik lagi dibanding pada tahun lalu,” kata Kasan. Artinya, peluang penggunaan rupiah dan yuan kian tinggi.
GHOIDA RAHMAH
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo