Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Tukang Becak Tipu Nasabah BCA dan Kuras Rp 345 Juta, Berikut Tips Aman Simpan Uang

Lembaga intermediasi keuangan atau bank saja masih bisa kebobolan dengan aksi para perampok ini, salah satunya dari kasus tukang becak dan nasabah BCA

20 Januari 2023 | 10.00 WIB

Tukang becak menghadiri pemutaran film luar ruangan yang diadakan oleh sebuah organisasi swasta, di mana uang tunai dan sumbangan makanan dibagikan untuk membantu mereka bertahan di tengah kemerosotan pariwisata yang disebabkan oleh wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Phnom Penh, Kamboja 23 Januari 2021. Becak Kamboja, atau yang dikenal cyclo, telah lama menjadi pilihan populer bagi pengunjung yang ingin melihat-lihat dan menikmati hiruk pikuk Phnom Penh dengan santai. REUTERS/Cindy Liu
Perbesar
Tukang becak menghadiri pemutaran film luar ruangan yang diadakan oleh sebuah organisasi swasta, di mana uang tunai dan sumbangan makanan dibagikan untuk membantu mereka bertahan di tengah kemerosotan pariwisata yang disebabkan oleh wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Phnom Penh, Kamboja 23 Januari 2021. Becak Kamboja, atau yang dikenal cyclo, telah lama menjadi pilihan populer bagi pengunjung yang ingin melihat-lihat dan menikmati hiruk pikuk Phnom Penh dengan santai. REUTERS/Cindy Liu

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Modus pencurian uang kini semakin beragam. Lembaga intermediasi keuangan atau bank saja masih bisa kebobolan dengan aksi para perampok ini, salah satunya dari kasus tukang becak dan nasabah BCA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Seperti peristiwa pencurian uang yang belum lama ini terjadi di Surabaya. Seorang tukang becak diringkus aparat kepolisian karena terbukti mencuri uang senilai Rp 345 juta dari rekening nasabah Bank BCA bernama Muin Zachry. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Modus yang ia gunakan adalah dengan menyamar sebagai pemilik rekening dan mengelabui teller untuk melakukan transaksi penarikan uang. 

Kasusnya saat ini masih disidangkan oleh PN Surabaya. Dari pengakuan sang teller, terdakwa yang diketahui bernama Setu ini membawa KTP, buku tabungan dan atm milik Muin dan melakukan transaksi. 

Tidak ada kecurigaan dari petugas bank, karena postur tubuh dan wajah yang tertutup masker hampir mirip antara Setu dan Muin. 

Ditambah lagi, saat melakukan transaksi Setu membawa KTP asli, buku tabungan, dan hafal nomor PIN rekening hingga tanda tangan Muin. 

Selanjutnya: tips terhindar dari penipuan rekening bank ...

Usut punya usut, rupanya Setu dijebak oleh Mohammad Thoha yang merupakan penyewa kamar kos di rumah Muin.  

Thoha sebelumnya mencuri KTP, buku tabungan, dan kartu ATM Muin dan mencari postur yang mirip untum melakukan aksinya. Hingga ditemuilah Setu. 

Dengan adanya peristiwa pencurian di Surabaya itu, tingkat kewaspadaan masyarakat harus semakin ditingkatkan. Berikut beberapa tips yang Tempo himpun dari berbagai sumber yang bisa dilakukan untuk terhindar dari penipuan rekening bank: 

1. Simpan secara aman atm dan buku tabungan 

Kasus pencurian uang di Surabaya tersebut merupakan bukti kelalaian pemegang rekening menjaga aset pribadinya untuk mengakses ke tabungannya 

2. Pilih bank terpercaya 

Sebelum membuka rekening tabungan, kamu punya kesempatan untuk memilih bank mana yang kamu percaya untuk menyimpan uang. Pilih bank yang punya kredibilitas baik, rekam jejaknya bersih, misalnya tidak ada kasus pembobolan dana nasabah. 

Pastikan pula kamu pilih bank yang tercatat sebagai bank peserta penjaminan LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). Sebab, jika terjadi bank gagal atau bangkrut, tabungan kamu bakal diganti LPS. Nilai simpanan yang dijamin maksimal Rp 2 miliar per nasabah per bank. 

3. Simpan uang di beberapa bank 

Menyimpan uang jangan hanya di satu bank saja. Membagi-bagi tabungan di beberapa bank menjadi solusi terbaik agar kalaupun terjadi kejahatan perbankan di akun tabungan yang satu, akun tabungan yang lain tetap aman. 

4. Ganti pin secara berkala 

Beberapa pihak bank selalu mengingatkan kepada nasabah untuk rutin mengubah pin atm nya. Hal ini rupanya bertujuan untuk mencegah pihak-pihak tidak bertanggungjawab yang secara tidak sengaja mengetahui pin kita tidak bisa sembarangan mengakses tabungan pribadi kita. 

5. Beralih ke e-money 

Kini, kamu bisa memanfaatkan e-money atau uang elektronik berupa kartu yang bisa diisi uang untuk melakukan segala transaksi, mulai dari berbelanja, membayar tol, membayar transportasi umum. Biasanya kartu uang elektronik tersebut tersedia di gerai perbelanjaan seperti minimarket atau supermarket, dan loket transportasi.

ADE RIDWAN YANDWIPUTRA

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Ade Ridwan Yandwiputra

Lulusan sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Institut Bisnis dan Informatika Kosgoro 1957. Memulai karier jurnalistik di Tempo sejak 2018 sebagai kontributor. Kini menulis untuk desk hukum dan kriminal

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus