Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Modus pencurian uang kini semakin beragam. Lembaga intermediasi keuangan atau bank saja masih bisa kebobolan dengan aksi para perampok ini, salah satunya dari kasus tukang becak dan nasabah BCA.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Seperti peristiwa pencurian uang yang belum lama ini terjadi di Surabaya. Seorang tukang becak diringkus aparat kepolisian karena terbukti mencuri uang senilai Rp 345 juta dari rekening nasabah Bank BCA bernama Muin Zachry.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Modus yang ia gunakan adalah dengan menyamar sebagai pemilik rekening dan mengelabui teller untuk melakukan transaksi penarikan uang.
Kasusnya saat ini masih disidangkan oleh PN Surabaya. Dari pengakuan sang teller, terdakwa yang diketahui bernama Setu ini membawa KTP, buku tabungan dan atm milik Muin dan melakukan transaksi.
Tidak ada kecurigaan dari petugas bank, karena postur tubuh dan wajah yang tertutup masker hampir mirip antara Setu dan Muin.
Ditambah lagi, saat melakukan transaksi Setu membawa KTP asli, buku tabungan, dan hafal nomor PIN rekening hingga tanda tangan Muin.
Selanjutnya: tips terhindar dari penipuan rekening bank ...
Usut punya usut, rupanya Setu dijebak oleh Mohammad Thoha yang merupakan penyewa kamar kos di rumah Muin.
Thoha sebelumnya mencuri KTP, buku tabungan, dan kartu ATM Muin dan mencari postur yang mirip untum melakukan aksinya. Hingga ditemuilah Setu.
Dengan adanya peristiwa pencurian di Surabaya itu, tingkat kewaspadaan masyarakat harus semakin ditingkatkan. Berikut beberapa tips yang Tempo himpun dari berbagai sumber yang bisa dilakukan untuk terhindar dari penipuan rekening bank:
1. Simpan secara aman atm dan buku tabungan
Kasus pencurian uang di Surabaya tersebut merupakan bukti kelalaian pemegang rekening menjaga aset pribadinya untuk mengakses ke tabungannya
2. Pilih bank terpercaya
Sebelum membuka rekening tabungan, kamu punya kesempatan untuk memilih bank mana yang kamu percaya untuk menyimpan uang. Pilih bank yang punya kredibilitas baik, rekam jejaknya bersih, misalnya tidak ada kasus pembobolan dana nasabah.
Pastikan pula kamu pilih bank yang tercatat sebagai bank peserta penjaminan LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). Sebab, jika terjadi bank gagal atau bangkrut, tabungan kamu bakal diganti LPS. Nilai simpanan yang dijamin maksimal Rp 2 miliar per nasabah per bank.
3. Simpan uang di beberapa bank
Menyimpan uang jangan hanya di satu bank saja. Membagi-bagi tabungan di beberapa bank menjadi solusi terbaik agar kalaupun terjadi kejahatan perbankan di akun tabungan yang satu, akun tabungan yang lain tetap aman.
4. Ganti pin secara berkala
Beberapa pihak bank selalu mengingatkan kepada nasabah untuk rutin mengubah pin atm nya. Hal ini rupanya bertujuan untuk mencegah pihak-pihak tidak bertanggungjawab yang secara tidak sengaja mengetahui pin kita tidak bisa sembarangan mengakses tabungan pribadi kita.
5. Beralih ke e-money
Kini, kamu bisa memanfaatkan e-money atau uang elektronik berupa kartu yang bisa diisi uang untuk melakukan segala transaksi, mulai dari berbelanja, membayar tol, membayar transportasi umum. Biasanya kartu uang elektronik tersebut tersedia di gerai perbelanjaan seperti minimarket atau supermarket, dan loket transportasi.
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini