SEKALI merengkuh dayung, dua pulau terlampaui. Inilah yang dilakukan North West Water (NWW) -- satu dari empat perusahaan pengolahan air terbesar di dunia. NWW akan menyelesaikan dua proyek air bersih di Surabaya dan Semarang. Selama ini, yang sering disebut adalah proyek Umbulan di Surabaya, sedangkan proyek di Kodya Semarang jarang diberitakan. Memang Umbulan populer karena gantiganti partner usaha. Tapi akibatnya proyek ini terkatungkatung. Negosiasi antara Konsorsium Bromo (investor Umbulan) dan NWW di satu pihak, serta Pemda Jawa Timur di pihak lain, tersendatsendat. ''Namun, Maret depan, negosiasi itu akan rampung 100%,'' ujar Dennis Grove, komisaris utama NWW. Sekarang sudah 85%, tinggal berunding soal tarif air bersih. Sementara itu, negosiasi antara NWW dan Pemda Semarang, yang baru dimulai pekan ini, diharapkan akan lancar, bahkan bisa mencapai kesepakatan dalam enam bulan. Air untuk proyek Semarang tersebut akan diambil dari Waduk Kedungombo. Negosiasinya diperkirakan lancar karena tinggal meniru pola Umbulan, yakni sistem BOT (build, operate, transfer). ''Dulu, yang sulit dirundingkan sistem BOT, yang belum dipahami pemerintah pusat,'' kata Direktur NWW, John Trew. BOT proyek Semarang direncanakan 20 tahun, sedangkan Umbulan 15 tahun. Harga air di Semarang Rp 670/mu23 -- lebih mahal dari Umbulan yang Rp 638/mu23 -- karena air Kedungombo mutunya buruk. Nilai proyek Semarang US# 90 juta, Umbulan US# 185 juta. Kedua proyek swastanisasi air bersih ini akan mulai dioperasikan pada tahun 1996.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini