Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Sejumlah negara berkomitmen mendukung program makan bergizi gratis.
Dampak ekonomi makan bergizi gratis berisiko menurun jika didanai utang luar negeri.
Pemerintah lebih memilih hibah ketimbang utang.
PULANG dari luar negeri setelah lawatan sejak 8 November, Presiden Prabowo Subianto membawa komitmen sejumlah negara untuk mewujudkan program makan bergizi gratis. Salah satunya dari pemerintah Cina yang memberi janji pendanaan berlabel Food Supplementation and School Feeding Programme in Indonesia. Nota kesepahaman kedua negara menjadi landasan kerja sama tersebut.Â
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bantuan Tiongkok ini muncul lantaran Cina sudah menggelar program serupa. "Pemerintah Cina akan mendukung karena mereka juga sudah melaksanakan makan bergizi di sini," katanya kepada wartawan di Beijing, Cina, 10 November 2024.
Selain Cina, ada juga Inggris, Amerika Serikat, Prancis, dan Brasil. Dalam pernyataan bersama Inggris dan Indonesia yang dilansir di halaman gov.uk, pemerintahan negeri Raja Charles itu menyatakan dukungan muncul lantaran mereka memahami pentingnya nutrisi yang baik untuk mendukung edukasi serta membentuk pola pikir anak. Kedua negara masih akan berdiskusi membahas bentuk kerja sama ke depan.
Uluran tangan asing ini bisa menjadi angin segar bagi pemerintah untuk mengongkosi program makan bergizi gratis. Tahun depan, alokasi dana yang disiapkan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk program makan bergizi gratis hanya Rp 71 triliun. Padahal, saat program itu efektif berjalan pada tahun depan, Badan Gizi Nasional memperkirakan anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 1,2 triliun per hari.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Han Revanda dan Daniel A Fajri berkontribusi dalam penulisan artikel ini.