Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Viral Warga Desa di Tuban Borong Mobil, Nahol Cerita Tunggu Rp 25 Miliar Cair

Warga Desa Sumurgeneng, Kabupaten Tuban, ini menunggu ganti untung Rp 25 miliar dari pembebasan lahan proyek kilang minyak Pertamina-Rosneft.

17 Februari 2021 | 14.17 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Tuban - Wantono alias Nahol, 40 tahun, kini hidup bergelimang harta. Warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, itu menunggu ganti untung Rp 25 miliar dari pembebasan lahan untuk proyek kilang minyak Pertamina-Rosneft di Jenu, Tuban.

Ganti untung dari pemerintah di tanah warisan kakeknya seluas 4 hektare dari total 7 hektare, segera cair. “Kita tengah menunggu pencairan,” ujarnya pada Tempo, Rabu, 17 Februari 2021.

Ayah satu anak ini mengakui, setelah nanti dapat ganti pembebasan lahan, uang yang diterima akan digunakan sesuai kebutuhan. Seperti beli tanah, daftar haji, bikin usaha. Kalau pun terpaksa beli mobil, dipilih yang sederhana. Dia sudah beli mobil Mitsubishi Xpander seharga Rp 301 juta. Tetapi oleh tetangga lainnya diejek karena dianggap mobil biasa.

“Tetangga lain, beli mobil Pajero, Honda HRV dan jenis mobil mewah lainnya. Saya diejek, tetapi tenang saja,” kata suami dari Nurlaili Yulianti.

Sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan warga Desa Sumurgeneng menerima mobil baru langsung dari showroom di Surabaya, Jawa Timur, mendadak berkembang luas dan viral. Hingga Selasa malam, 16 Februari 2021, tagar Tuban masuk dalam trending topic di media sosial Twitter.

Untuk sekarang ini, Nahol lebih memilih untuk melanjutkan usaha orang tuanya mengelola sisa tanah seluas 3 hektare untuk pertanian. Seperti tanaman jagung, padi, dan kacang tanah. Tanah seluas itu, dikelola bersama satu adik perempuan. Dia terus berupaya agar pola hidup warga desa yang sederhana terus dipertahankan.

Menurut Nahol, pihaknya berharap ketika proyek kilang minyak Pertamina-Rosneft mulai beroperasi, warga di Desa Sumurgeneng dan sekitarnya diberdayakan. Tidak mengambil tenaga kerja dari luar desa di Kecamatan Jenu. Karena, kalau itu terjadi, Pertamina mengingkari kesepakatan dengan warga. ”Memberdayakan warga di sini penting. Apalagi warga di sini sebagian besar petani,” katanya.

Ganti untung yang bakal diterima Nahol, bukan yang terbesar. Ada warga di Kecamatan Jenu yang bahkan akan menerima uang sebesar Rp 57 miliar yang memiliki beberapa bidang tanah. Tetapi karena uangnya belum cair sehingga namanya belum dimunculkan.

”Ada yang lebih besar terima pembebasan lahan Rp 57 miliar,” ujar Camat Jenu Maftuchin Reza pada Tempo Rabu.

Data di Kantor Kecamatan Jenu menyebut terdapat 17 desa. Sedangkan untuk lahan proyek kilang Pertamina-Rosneft luas sebanyak 841 hektare, yang dibagi sebanyak 1136 bidang. Rincian lokasinya berada di Desa Kali Untuk sebanyak enam bidang, Desa Wadung sebanyak 562 bidang dan Desa Sumurgeneng sebanyak 566 bidang. Juga dari Perhutanan sebanyak satu bidang dan KLHK sebanyak satu bidang. Sebagai catatan satu orang bisa mempunyai lebih dari satu bidang.

Dari jumlah itu yang sudah dinilai sebanyak 474 bidang, sudah diukur sebanyak 229 bidang, dan belum diukur sebanyak 471 bidang.

Maftuchin Reza mengatakan, sebelum warga menerima ganti untung pembebasan lahan, pihaknya telah menggelar pelatihan yang difasilitasi Pertamina dan Lembaga Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) Universitas Airlangga, Surabaya. Materi pelatihan, agar masyarakat bisa mengelola keunangan dengan benar, setelah terima ganti rugi tanah. Tujuannya, agar warga tidak terpengaruh dengan gaya hidup mewah dan tetap dengan penghidupan sederhana masyarakat desa di Tuban.

Pelatihan untuk penguatan ekonomi dan pengelolaan uang agar tidak konsumtif ini, sudah dilakukan beberapa kali. Terutama di Desa Wadung, Desa Sumurgunung dan Desa Kaliuntu, yang tanah warganya dibebaskan untuk proyek kilang. Misalnya, setelah terima uang miliaran, sebaiknya dibelikan tanah lagi, untuk usaha, tertanian. Intinya agar tidak cepat habis dan bisa ditinggalkan ke anak cucu di masa depan. “Sudah berkali-kali kita sosialisasi,” kata Camat Jenu ini.

Sebelumnya Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, kilang minyak kerja sama Pertamina-Rosneft pada tahap pembangunan akan menggunakan 35 persen tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Kilang Pertamina ini juga menyerap tenaga kerja sebanyak 20  ribu saat konstruksi dan 2.500 saat operasi.

”Menyerap tenaga kerja banyak,” ujarnya saat mendampingi kunjungan kerja Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, di acara peninjauan proyek pembangunan pelabuhan di Desa Mentoso, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Sabtu 30 November 2019.

Menurut Nicke, proyek ini menciptakan multiplier effect lainnya. Terutama di sekitar lokasi di  Kabupaten Tuban. Juga peningkatan pendapatan negara dan daerah baik dari pajak, menambah devisa negara dan mengurangi ketergantungan impor crude dan produknya.

Nicke mengatakan, kilang Tuban akan memberikan tambahan pasokan kebutuhan BBM, LPG dan Petrokimia berkualitas untuk kebutuhan dalam negeri. Adanya kilang Tuban, menekan impor karena kebutuhannya dipenuhi dari kilang yang tengah dibangun di Tuban ini.

SUJATMIKO

Baca juga:
Viral Video Warga Desa di Tuban Borong Beli Mobil, Ini Penjelasan Kepala Desa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus