PT Garuda Mataram Motor Company barusan saja menyadari
kelemahannya. Ini sesudah lima tahun sebagai agen tunggal untuk
Volkswagen. Walaupun merek kendaraan buatan Jerman ini sudah
meluas dikenal dunia, pemasarannya di Indonesia ini tercecer
sekali. Posisinya nomor delapan di belakang Mitsubishi, Toyota,
Datsun, Holden, Mercedes, Daihatsu dan Honda.
Urutan itu, entah tepat atau tidak selama 1976, diungkapkan oleh
direksi Garuda Mataram minggu lalu ketika 32 penyalur dari
berbagai propinsi berkumpul di Jakarta. Tujuan raker mereka
ialah menggalakkan pemasaran supaya posisi VW bisa naik ke
golongan 'lima besar'. Dalam semangat ini, Garuda Mataram
merobah pendekatan kebijaksanaan. Yang tidak kalah pentingnya,
Garuda Mataram mengangkat Sofjan Wanandi, 37, sebagai direktur
utama. Tokoh muda ini selagi masih jadi demonstran tahun 1966
dia dikenal sebagai Liem Bian Koen.
Melihat umur dan pengalaman Wanandi dalam bisnis, apalagi untuk
mengepalai suatu usaha sebesar Garuda Mataram, sebagian kalangan
eksekutif perusahaan swasta agak ragu akan manfaat pengangkatan
ini. Tapi Wanandi bukan sembarang anak bawang. Dia didukung oleh
Yayasan Dharma Putera Kostrad yang mempunyai andil terbesar
(60%) di Garuda Mataram. Sebelum jadi Dirut dia sesungguhnya
sudah "di belakang" sebagai komisaris. "Saya mungkin agak asing
di bidang bisnis", katanya pada wartawan TEMPO Yusril Djalinus.
"Saya ini pantasnya anggota HIPMI, ya".
Debut penonjolannya ini berbareng dengan permulaan kampanye
perusahaan untuk mendorong para penyalur menjual lebih banyak
pada non-pemerintah. Tahun lalu, menurut pengakuan Wanandi
sendiri, 30% dari seluruh penjualannya adalah pada pemerintah.
Bila penyalur menjual eceran, maka perusahaan direncanakan
memusatkan perhatian pada penjualan partai besar. Tentu saja,
terutama sekali pada pemerintah. Sebelumnya, agen tunggal juga
menjual eceran dengan harga bersaing dengan penyalurnya sendiri.
Untuk hari-hari mendatang, rupanya penyalur diberi insentif dan
jaminan, bahwa agen tunggal tidak akan mengecer lagi.
Selama ini Garuda Mataram cukup banyak merepotkan diri pada
sektor industri, yaitu proyek Mitra, Pemasaran kurang
diperhatikan. Mitra adalah produksi kendaraannya yang memakai
tenaga mesin VW. Pabrik Pindad (Perindustrian Angkatan Darat)
membuat casisnya. Sebanyak 40% komponennya adalah buatan
domestik. Proyek ini, walaupun merangsang pembikinan karoseri
dan onderdil dalam negeri, ternyata merugi. Antara lain karena
investasinya, seperti yang diucapkan Wanandi, "dirasakan terlalu
besar".
Walaupun merugi, Garuda Mataram tampaknya akan meneruskan
pembikinan Mitra. Dan ini, tentu saja, bisa mengakibatkan
Wanandi semakin tidak mempunyai waktu lagi untuk meneruskan
kuliahnya di FE-UI. Tapi tak apa 'kan?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini