Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Wajah Baru: Wanandi

Pemasaran kendaraan buatan jerman merk Volkswagen di Indonesia menempati urutan ke delapan. Karena itu, agen tunggalnya, PT Garuda Mataram Motor Company, mengubah kebijaksanaan, dan mengganti dirut.

5 Maret 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PT Garuda Mataram Motor Company barusan saja menyadari kelemahannya. Ini sesudah lima tahun sebagai agen tunggal untuk Volkswagen. Walaupun merek kendaraan buatan Jerman ini sudah meluas dikenal dunia, pemasarannya di Indonesia ini tercecer sekali. Posisinya nomor delapan di belakang Mitsubishi, Toyota, Datsun, Holden, Mercedes, Daihatsu dan Honda. Urutan itu, entah tepat atau tidak selama 1976, diungkapkan oleh direksi Garuda Mataram minggu lalu ketika 32 penyalur dari berbagai propinsi berkumpul di Jakarta. Tujuan raker mereka ialah menggalakkan pemasaran supaya posisi VW bisa naik ke golongan 'lima besar'. Dalam semangat ini, Garuda Mataram merobah pendekatan kebijaksanaan. Yang tidak kalah pentingnya, Garuda Mataram mengangkat Sofjan Wanandi, 37, sebagai direktur utama. Tokoh muda ini selagi masih jadi demonstran tahun 1966 dia dikenal sebagai Liem Bian Koen. Melihat umur dan pengalaman Wanandi dalam bisnis, apalagi untuk mengepalai suatu usaha sebesar Garuda Mataram, sebagian kalangan eksekutif perusahaan swasta agak ragu akan manfaat pengangkatan ini. Tapi Wanandi bukan sembarang anak bawang. Dia didukung oleh Yayasan Dharma Putera Kostrad yang mempunyai andil terbesar (60%) di Garuda Mataram. Sebelum jadi Dirut dia sesungguhnya sudah "di belakang" sebagai komisaris. "Saya mungkin agak asing di bidang bisnis", katanya pada wartawan TEMPO Yusril Djalinus. "Saya ini pantasnya anggota HIPMI, ya". Debut penonjolannya ini berbareng dengan permulaan kampanye perusahaan untuk mendorong para penyalur menjual lebih banyak pada non-pemerintah. Tahun lalu, menurut pengakuan Wanandi sendiri, 30% dari seluruh penjualannya adalah pada pemerintah. Bila penyalur menjual eceran, maka perusahaan direncanakan memusatkan perhatian pada penjualan partai besar. Tentu saja, terutama sekali pada pemerintah. Sebelumnya, agen tunggal juga menjual eceran dengan harga bersaing dengan penyalurnya sendiri. Untuk hari-hari mendatang, rupanya penyalur diberi insentif dan jaminan, bahwa agen tunggal tidak akan mengecer lagi. Selama ini Garuda Mataram cukup banyak merepotkan diri pada sektor industri, yaitu proyek Mitra, Pemasaran kurang diperhatikan. Mitra adalah produksi kendaraannya yang memakai tenaga mesin VW. Pabrik Pindad (Perindustrian Angkatan Darat) membuat casisnya. Sebanyak 40% komponennya adalah buatan domestik. Proyek ini, walaupun merangsang pembikinan karoseri dan onderdil dalam negeri, ternyata merugi. Antara lain karena investasinya, seperti yang diucapkan Wanandi, "dirasakan terlalu besar". Walaupun merugi, Garuda Mataram tampaknya akan meneruskan pembikinan Mitra. Dan ini, tentu saja, bisa mengakibatkan Wanandi semakin tidak mempunyai waktu lagi untuk meneruskan kuliahnya di FE-UI. Tapi tak apa 'kan?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus