MEREKA bukan pengikut Sie Djin Kwie Tjeng Tang (Sie Djin Kwie
Menyerang ke Timur). Itu buku komik karangan Kho Ping Ho - yang
pahlawannya sekali loncat dua tiga lie terlewat. Tapi pengikut
Ilmu Bela Diri Yakin, demikian namanya. Gerakan-gerakannya
menurut pengakuan mereka, tidak diambil dari yudo, karate atau
silat. Tapi gerakan refleks, cepat dan "fantastis". Mengandung
tiga unsur pokok: singkat, tepat dan selesai. Disingkat: STS.
Boleh "Menyangka"
"Berat untuk mendapat ilmu ini", ujar J. Wiryasumantri, yang
oleh pengikutnya mendapat sebutan guru besar. Dia, bekas polisi
militer di zaman gerilya, sekarang pensiunan Bank Rakyat
Indonesia. Ilmu ini didapatnya dari ayahnya, asal Jatiwangi,
Cirebon, yang kemudian disempurnakan lagi oleh tiga orang asal
Sumedang, Bogor dan Jakarta.
Lima tahun terakhir ini, terutama setelah Sumantri pensiun dua
tahun lalu ilmu ini diamalkannya kepada siapa saja yang mau
belajar. Di rumahnya yang cukup lebar dan bagus, ayah 5 orang
anak ini biasanya membuka pelajaran teori dan praktek. Hidupnya
punl tampaknya berkecukupan. Apakah karena Yakin? Sebab dengan
yakin, orang yang sakit patah tulang, sakit lainnya, terutama
sakit batin, tanggung bisa sembuh.
"Orang boleh saja menyangka", kata Sumantri. "Tapi isteri saya
punya usaha yang cukup mantap". Di samping rumahnya di
Rawamangun, sang isteri membuka sebuah rumah bersalin Nyonya
Sumantri memang bidan. Dan tampaknya rumah bersalinnya tidak
sepi biarpun KB telah digalakkan.
Untuk latihan di rumah Sumantri pakaian boleh bebas. Buka baju
unjuk dada, pakai baju karate, atau kemeja biasa. Siapa saja
boleh ikut Yakin, asal umurnya sudah 18 tahun ke atas - dan
yakin.
Diberi Isi
Menurut Sumantri, kini pengikutnya 1700 orang. Empat orang
berasal dari Malaysia, AS, Jepang dan Australia. Syarat pertama:
harus membayar semacam uang Pangkal Rp 2.500. "Tapi bagi yang
tidak mampu, hal ini tidak perlu", ujar Sumantri. Kemudian calon
anggota juga harus membawa dua meter kain putih.
Sang calon akan dimandikan dengan air yang dicampur tujuh macam
bunga. Selesai dimandikan - tubuhnya dibungkus kain putih yang
dua meter itu calon masuk ke sebuah kamar khusus. Di situ, dia
diberi isi. Apa itu "isi" Sumantri tidak menerangkan lebih
lanjut. Si calon kemudian harus menjalani masa latihan sembilan
bulan lamanya.
Tiga bulan pertama, dua minggu sekali, ia latihan meditasi
selama dua tiga jam. Dipimpin langsung oleh guru besar. Kalau
dirasa kurang, meditasi boleh dikerjakan sendiri di rumah, di
mana saja dan waktunya terserah. Tiga bulan kedua mulailah calon
belajar gerakan-gerakan STS, singkat, tepat, selesai.
Tiga bulan terakhir adalah masa penyempurnaan. Latihan dicampur
dengan meditasi. Masuk-tidaknya ajaran yang telah diberikan,
tergantung perasaan masing-masing pengikut. Sebelum khatam,
biasanya dilakukan percobaan percobaan. Yaitu tusukan-tusukan
atau sabetan-sabetan yang dilakukan dengan pedang. "Kalau
ditusuk atau disabet masih merasa sakit, berarti jiwanya belum
bersih dan belum yakin", ujar Sumantri. Dia jug yakin bahwa
luka atau memar yang ditimbulkan oleh percobaan siksaan itu,
bisa disembuhkan dengan mengusap ibu jari. "Sembuh", Sumantri
meyakinkan.
Untuk bisa jadi - katakanlah - sakti, dan tidak sakit oleh
benturan benda tajam, harus diiringi syarat lain. Mereka yang
baru masuk biasanya diberi petuah: tidak dibenarkan membuat
kegaduhan, bahkan kalau ada keributan harus membantu
memadamkannya. Juga tidak dihalalkan memamerkan kekebalan diri.
Tidak boleh menyerang dulu tapi harus waspada. Pada kartu
anggota ada pula tertulis: "Bantulah Negara khususnya masyarakat
umumnya, di bidang keamanan lahir dan batin".
Anggota Yakin harus meyakinkan sebagai anggota masyarakat yang
baik. Tidak boleh menjual ilmu. Mereka yang sudah lulus tidak
layaknya membuka sekolah atau kursus. Mereka sendiri tidak
diberi ijazah atau tanda lulus".
"Yakin", kata Sumantri lagi,"diambil dari kitab Al Qur'an
yaitu: yakin akul yakin dan enal yakin (haqqul yaqien dan 'ainul
yaqien)". Ilmu ini cenderung ke bidang mistik dan termasuk white
magic yang harus memerangi black magic, justru. Pengikut yang
telah khatam, yang pada suatu saat merasa tidak kebal
lagi""pasti melanggar janji dan aturan", kata Sumantri. "Kami
selama latihan sangat relaks kok. Sebab ilmu ini bukan untuk
gagah-gagahan. Jadi anggota yang melanggar aturan, asal mengaku
terus terang kepada saya, dan yakin akan memperbaiki kembali,
dan berjanji tidak akan melanggar sumpah dia bisa pulih kembali
seperti semula".
"Pokoknya, bagi yang bisa mendalami Yakin, dia bisa menangkis
setiap serangan dalam jarak sepuluh meter. Sebelum lawan
mendekat, dia sudah merasa sakit bahkan terpental tubuhnya",
kata Sumantri. Tambahnya kepada Metese Mulyono dari TEMPO:
"Saya ini tahu orang yang datang bertamu punya niat jahat atau
baik. Jadi misalnya anda sengaja akan memukul saya, anda tidak
akan dapat. Sebab saya sudah tahu".
Tahun 1972, perkumpulan Yakin telah didaftarkan kepada yang
berwajib sebagai perkumpulan "ilmu dalam". Sumantri juga bisa
mengobati mereka yang sakit. Dukun? "Kata itu mempunyai dua
arti", katanya. "Dukun yang pertama berarti mengadu-adu orang
yang rukun. Yang lainnya, duk, perasaan dalam hati dan kun,
tekun kepada Tuhan. Yang terakhir ini yang saya pakai".
Dia lantas menceritakan bahwa ada seorang dokter spesialis
syaraf. Dokter ini sudah pernah dirawat tiga bulan di rumah
sakit. Tidak sembuh. Datang pada Sumantri, "saya beri tiga botol
air putih. Lha kok sembuh!". Seorang wanita lain, sakit syaraf,
"saya pegang telapak kakinya saja, sembuh".
Ada juga salah seorang muridnya mengalami keajaiban. Seorang
pegawai sebuah kantor swasta di Jakarta. Dalam perjalanan
Sukabumi-Jakarta, mobilnya mogok. Persis di perkebunan, tidak
ada orang, hari hujan pula. "Kemudian dia terapkan ilmunya. Bak
mobil dipukulnya tiga kali", cerita Sumantri. Setelah bak mobil
ditabok, mobil jalan kembali".
"Ilmu Yakin bisa juga untuk memagari rumah, agar tidak kemasukan
pencuri. Kalau toh ada pencuri, pencuri itu tidak bisa keluar
dari pekarangan dan terus pusing-pusing saja di situ. Sampai
yang punya rumah tahu, dan membebaskan. Ajaib? Sumantri ketawa.
"Pokoknya saya ini selama hidup tak pernah kecopetan. Tukang
copet tidak akan bisa merogoh kantong saya".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini