Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Wakil Menteri Koperasi Usul Susu Segar Makan Bergizi Gratis Diganti

Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono mengusulkan susu segar di program makan bergizi gratis bisa diganti susu kemasan, susu bubuk atau UHT.

7 Januari 2025 | 13.49 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ferry Juliantono. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono mengusulkan pemberian susu olahan dalam menu program Makan Bergizi Gratis bagi siswa di wilayah yang tidak terjangkau dengan pabrik susu, seperti Jakarta. Menurut Ferry opsi pemberian susu segar hanya bisa direalisasikan di wilayah yang dekat dengan sentra peternakan sapi perah seperti Jawa Barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Mungkin pemberiannya kalau untuk Jakarta pakai susu yang dalam bentuk kemasan," ujar Ferry saat ditemui di Kementerian Koperasi, Jakarta Selatan, pada Selasa 7 Januari 2025. Ferry mempertimbangkan batas waktu konsumsi susu segar yang harus didistribusikan secepatnya. Ia berpendapat susu segar hanya bisa diperuntukkan bagi siswa yang radius sekolahnya dekat dengan peternakan sapi perah. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Oleh karena itu, Ferry menyebut daerah-daerah yang jauh dari sentra peternakan sapi agar diberikan pilihan lain. "Sebaiknya diberikan susu dalam bentuk bubuk atau UHT yang memiliki daya tahan lebih lama," kata Ferry menawarkan opsi. 

Ia juga berpendapat pemberian susu dengan anggaran Rp 10 ribu per siswa tidak bisa setiap hari direalisasikan. Ferry berujar susu bisa diselipkan dalam menu MBG dengan frekuensi satu hingga dua kali setiap minggu. "Supaya pas dengan anggarannya juga," ucap Ferry memberi alasan.  Per hari ini Ferry mengatakan belum mendapat laporan soal ketersediaan susu dalam menu MBG di hari kedua di wilayah Jakarta. 

Sebelumnya Menteri Koperasi atau Menkop Budi Arie mengonfirmasi tak ada susu dalam menu MBG hari pertama yang dilaksanakan di sekolah di kawasan Lapangan Udara Halim Perdana Kusuma. Budi mengatakan susu yang tak masuk menu MBG hari ini disebabkan karena belum ada stoknya. "Hari ini saja nggak ada, besok udah ada" kata Budi usai meninjau pelaksanaan MBG di SD Angkasa 5 Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, pada Senin, 6 Januari 2025. 

Menurut Budi saat ini koperasi hanya bisa menyuplai 1,3 juta liter susu per hari. Ia mencontohkan Jawa Timur sebagai daerah yang koperasinya telah memulai suplai susu untuk program MBG. Secara spesifik kota yang disebutkan Budi adalah Malang. Adapun wilayah Jakarta, Budi menilai akan susah untuk meniru Malang dalam hal memasok kebutuhan susu bagi MBG.

Diberitakan sebelumnya Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana pernah mengungkap dalam sehari setiap SPPG membutuhkan paling sedikit 600 liter susu. Budi tidak menjawab akankah kebutuhan susu itu akan ditutup oleh import. Ia justru menyerahkan pemecahan masalahnya ke Badan Gizi Nasional. "Tanya BGN aja. BGN punya alternatif-alternatif kok," kata Budi. 

Muh. Raihan Muzakki berkontribusi pada penulisan artikel ini. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus