Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bali Terpilih I Wayan Koster menyampaikan prioritasnya untuk menghidupkan kembali Bus Trans Metro Dewata atau TMD setelah dillantik. Hal ini dia sampaikan usai pleno penetapan oleh KPU Bali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Bus, iya prioritas,” kata Koster dilansir dari Antara pada Kamis, 9 Januari 2025
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, moda transportasi umum itu berhenti beroprasi pada 1 Januari 2025 setelah pemerintah pusat tidak melanjutkan karena keterbatasan anggaran. Adapun, selama ini, TMD dibiayai oleh APBN dengan pengelolanya PT Satria Trans Jaya, hingga akhirnya setelah lima tahun beroprasi tidak lagi dilanjutkan dan belum diambil alih pemerintah daerah.
Koster menilai, TMD mesti berlanjut namun operasionalnya harus dikaji, sebab jika dihidupkan kembali bakal menjadi tanggung jawab daerah, bukan pusat lagi. “Mau dihidupkan, tapi akan dikaji dengan lebih cermat, efektif, dan efisien penyelenggaraannya,” ujar Koster.
Terkait metode pembiayaan, Gubernur Bali terplih tersebut menyampaikan ide untuk membagi beban biaya, mengingat operasional TMD membutuhkan dana lebih dari Rp80 miliar sehingga menjadi beban berat bagi provinsi jika menanggung sendirian.
Wayan Koster dan Giri Prasta (kiri) menhadiri rapat pleno terbuka yang digelar KPU Bali di Badung, Bali, 9 Januari 2025. Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali nomor urut dua tersebut secara resmi ditetapkan sebagai kepala daerah terpilih hasil Pilkada Serentak 2024 dengan meraih suara sebanyak 1.413.604 atau 61,46 persen dari total suara sah. ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Opsi membagi beban biaya TMD juga disarankan oleh Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), mengingat transportasi publik ini melayani wilayah Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan (Sarbagita), sehingga pemerintah Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar, dan Tabanan dapat saling berbagi.
“Sharing nanti APBD Bali dengan APBD kabupaten dan kota,” kata Koster.
Adapun Wayan Koster dan Wakil Gubernur Giri Prasta memang melihat masalah jalan seperti kemacetan dan infrastruktu pendukung merupakan kebutuhan mendesak bagi Bali, utamanya kawasan wisata Sarbagita.
Selain persoalan TMD, sebelumnya juga terjadi pedebatan soal taksi online yang merugikan sopir pariwisata konvensional karena tidak tertib dan menjadi salah satu penyumbang kemacetan karena berhenti di sepanjang bahu jalan.
“Saya kira ini keluhan yang sudah lama dan saya menangkap itu sebagai suatu hal yang sangat positif, memang saya bersama pak wagub sudah merancang untuk mengambil kebijakan mengatasi masalah tersebut sesegera mungkin,” ucapnya.