Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk optimistis bisa menandatangani kontrak proyek baru sebesar Rp 102,93 triliun pada tahun ini. Target itu naik 26,3 persen dibanding target yang dipatok tahun lalu. "Kami yakin target kontrak tahun 2017 bisa tercapai," ujar Direktur Utama Wika, Bintang Perbowo, akhir pekan lalu.
Direktur Keuangan WIKA Steve Kosasih menambahkan, sebagian besar kontrak adalah lanjutan (carry over) dari proyek tahun lalu senilai Rp 59,69 triliun yang harus diselesaikan tahun ini. Sekitar 40,2 persen dari nilai total kontrak yang ditargetkan adalah kerja sama dengan pihak swasta. Adapun kontrak dengan pemerintah sebesar 29,8 persen serta perusahaan BUMN lain sebesar 30 persen.
Menurut Steve, sepanjang Januari 2017, WIKA telah meraih kontrak baru sebesar Rp 5,09 triliun atau naik lebih dari lima kali lipat dibanding periode yang sama tahun lalu. Peningkatan itu sebagian besar berasal dari proyek jalan tol Serang-Panimbang dengan nilai kontrak Rp 3,56 triliun. Pembangunan ruas jalan tol sepanjang 38,6 kilometer itu dalam rangka pengembangan kawasan wisata dan perekonomian Banten."Pencapaian itu sudah hampir 12 persen dari total target kontrak baru WIKA tahun 2017."
WIKA juga mendapat kontrak pembangunan Integrated Tank Storage Terminal, Jetty and Logistic Services di Lamongan senilai Rp 875 miliar, serta pembangunan jembatan Soebada di Timor Leste senilai Rp 96,5 miliar. Proyek lainnya adalah pembangunan jalan dan jembatan Natar Boa di Timor Leste senilai Rp 171 miliar, pembangunan PLTU Sulsel Baru 1 x 100 Megawatt senilai Rp 253,3 miliar, serta pembangunan jalan dan penataan pantai Kuta Lombok, Nusa Tenggara Barat, senilai Rp 125,6 miliar.
Dari rencana kontrak, WIKA merencanakan belanja modal hanya sekitar Rp 12 triliun. Belanja modal yang dianggarkan tersebut terdiri atas aset tetap Rp 871,15 miliar, penyertaan pada entitas anak Rp 1,12 triliun, penyertaan pada entitas asosiasi Rp 2,29 triliun, pengembangan usaha yang berasal dari penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 2,37 triliun, serta pengembangan usaha di luar PMN.
"Pengembangan usaha di luar PMN, Paket-1 sebesar Rp 1,47 triliun dan Paket-2 sebesar Rp 3,9 triliun," kata Steve.
WIKA memproyeksikan penjualan 2017 sebesar Rp 25,75 triliun atau naik 32,81 persen dari target 2016 sebesar Rp 17,29 triliun. Sementara itu, laba yang dapat diatribusikan ke Pemilik Entitas Induk untuk 2017 ditargetkan sebesar Rp 1,21 triliun atau naik 20 persen dari prognosis 2016. Jika target tercapai, kata Steve, torehan laba bakal mencetak rekor baru.
"Dari target awal Rp 750 miliar, WIKA membukukan pencapaian laba tahun 2016 minimal 25 persen di atas target atau sekurang-kurangnya Rp 940 miliar."
WIKA sedang menunggu hasil audit yang akan diumumkan pada Maret 2017. "Kami berharap capaian laba kami diakui seluruhnya oleh auditor, sehingga dapat menembus batas psikologis Rp 1 triliun." Destrianita
Kinerja Wijaya Karya
Kuartal III 2015 | Kuartal III 2016 | |
Laba Bersih | Rp 390 miliar | Rp 401 miliar |
Pendapatan Pokok | Rp 8,09 triliun | Rp 9,34 triliun |
Beban Pokok | Rp 7,11 triliun | Rp 8,22 triliun |
Beban usaha | Rp 288 miliar | Rp 333 miliar |
Aset | Rp 19,60 triliun | Rp 21,94 triliun |
Utang | Rp 14,16 triliun | Rp 16,24 triliun |
Sumber pendapatan pokok
Kuartal III 2015 | Kuartal III 2016 | |
Infrastruktur dan gedung | Rp 3,41 triliun | Rp 4,86 triliun |
Energi dan industrial plant | Rp 2,51 triliun | Rp 1,78 triliun |
Industri | Rp 1,72 triliun | Rp 2,19 triliun |
Realty dan properti | Rp 440 miliar | Rp492 miliar |
Sumber: PT Wijaya Karya (Persero) Tbk | Robby Irfany
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo