Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Eating disorder atau gangguan makan adalah kondisi kesehatan serius yang memengaruhi kesehatan fisik dan mental. Eating disorder akan membuat seseorang selalu berpikir tentang makanan, berat badan, dan perilaku makan. Gejala-gejala dari gangguan makan ini dapat memengaruhi kesehatan, emosi, dan kemampuan sosial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan mayoclinic.org, eating disorder dapat membahayakan jantung, sistem pencernaan, tulang, gigi, dan mulut. Bahkan, gangguan ini dapat menyebabkan penyakit lain. Gangguan kesehatan mental juga dapat lahir dari kondisi ini, seperti depresi, kecemasan, melukai diri sendiri, dan pikiran bunuh diri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Eating disorder memiliki kriteria yang berbeda dari setiap tipe. Menurut Healthline, berikut adalah enam tipe eating disorder beserta karakter masing-masing, yaitu:
1. Anoreksia nervosa
Anoreksia nervosa berkembang selama masa remaja atau dewasa muda yang cenderung memengaruhi lebih banyak wanita daripada pria. Biasanya, pengidap anoreksia melihat diri sendiri selalu kelebihan berat badan. Akibatnya, pengidap eating disorder ini cenderung selalu memantau berat badan, menghindari makan jenis makanan tertentu, dan membatasi asupan kalori.
2. Bulimia nervosa
Gangguan makan ini kerap membuat penderitanya selalu makan makanan dalam jumlah besar selama beberapa waktu tertentu. Setiap waktu tertentu, penderita akan selalu makan terus-menerus sampai penuh dan menyakitkan. Biasanya, seseorang akan merasa bahwa tidak dapat berhenti makan atau mengontrol banyak makanan yang dikonsumsi.
3. Binge Eating Disorder (BED)
BED merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum terjadi pada kalangan remaja. Penderita gangguan ini memiliki gejala yang mirip dengan bulimia atau anoreksia. Namun, BED membuat seseorang tidak membutuhkan pembatasan makanan. Jika bulimia membuat pengidap merasa menyantap makanan banyak, BED tidak demikian. BED tidak membatasi kalori dalam tubuh.
4. Pica
Pica adalah gangguan makan yang mengonsumsi sesuatu makanan tidak lazim dan tidak memberikan nilai gizi. Biasanya, pica membuat seseorang mendambakan zat bukan makanan, seperti es, kotoran, tanah, kapur, sabun, kertas, rambut, kain, wol, kerikil, deterjen, atau tepung jagung. Kondisi ini kerap dialami oleh seseorang yang memiliki penyakit bawaan, seperti gangguan spektrum autisme dan skizofrenia.
5. Gangguan Ruminasi
Gangguan ruminasi menggambarkan suatu kondisi ketika seseorang memuntahkan makanan yang sebelumnya telah mereka telan, lalu mengunyah kembali, dan menelannya. Biasanya, kondisi ini terjadi dalam 30 menit pertama setelah makan. Gangguan ini dapat dialami ketika masa bayi, anak-anak, atau dewasa.
6. Avoidant/Restrictive Food Intake Disorder (ARFID)
Tipe eating disorder ini menggantikan istilah gangguan makan pada masa bayi dan anak usia dini. Biasanya, seseorang yang mengalami ini terjadi karena kurangnya minat dalam makan. Selain itu, ketidaksukaan terhadap bau, rasa, warna, tekstur, atau suhu tertentu memicu seseorang menjadi ARFID. Kondisi ini kerap terjadi pada bayi di bawah lima tahun dan lanjut usia.