Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

7 Hormon Pembakar Lemak dalam Tubuh yang Perlu Diketahui

Tak hanya melakukan olahraga dan menjaga pola makan untuk melakukan pembakaran lemak, tetapi hormon dalam tubuh juga turut mempengaruhi.

9 April 2025 | 14.19 WIB

Ilustrasi berat badan. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi berat badan. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang mengira kunci menurunkan berat badan adalah berolahraga sekeras mungkin dan mengatur makan seketat mungkin. Padahal, tanpa disadari, di balik tubuh yang sehat dan ideal, terdapat peran penting hormon yang bekerja secara diam-diam mengatur kapan tubuh menyimpan dan melepaskan cadangan energinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dilansir dari laman Grace Private dan Laser & Chiropractic Center of the Rockies, berikut tujuh hormon yang memiliki peran sebagai pembakar lemak dalam tubuh:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Growth Hormone (Hormon Pertumbuhan)

Hormon pertumbuhan (growth hormone) diproduksi oleh kelenjar pituitari di otak dan bekerja aktif saat tubuh beristirahat, khususnya antara tengah malam hingga dinihari, terutama antara pukul 00.00 hingga 04.00 ketika tubuh melakukan perbaikan sel. Hormon ini dapat mengurangi perkembangan lemak, meningkatkan perkembangan protein, dan mengubah komposisi lemak/otot tubuh.

Selain membantu regenerasi jaringan dan kolagen, hormon ini juga membantu membakar lemak serta membentuk otot. Kurang tidur, gangguan fungsi hati, dan pola makan rendah protein dapat menghambat kerja hormon ini, sehingga berdampak pada memperlambat proses perbaikan tubuh dan metabolisme lemak.

2. Insulin-like Growth Factor (IGF)

IGF dihasilkan oleh hati dan dipicu oleh hormon pertumbuhan. Tugas utamanya adalah menyediakan bahan bakar saat tubuh tidak sedang makan dengan melepaskan cadangan gula dan lemak yang menjadikannya salah satu hormon penting dalam proses penurunan berat badan

Namun, jika fungsi hati terganggu akibat toksin, stres, atau pola makan buruk, efektivitas hormon ini bisa menurun dan membuat tubuh lebih bergantung pada insulin. Akibatnya, bukannya membakar lemak, tubuh malah menyimpannya.

3. Glukagon

Sebagai lawan dari insulin, glukagon berfungsi menaikkan kadar gula darah dengan mengakses lemak yang tersimpan. Hormon ini aktif di antara waktu makan dan dipicu oleh konsumsi protein serta olahraga intens. Meski begitu, asupan protein yang berlebihan justru bisa menghambat kinerja hormon glukagon dalam membakar lemak.

4. Adrenalin

Inilah hormon utama yang bertugas ‘melepaskan’ lemak dari sel-sel lemak. Adrenalin aktif saat tubuh menghadapi stres atau tantangan yang efeknya termasuk peningkatan denyut jantung, kewaspadaan, dan metabolisme. Adrenalin juga dipicu saat berolahraga, menjadikannya aktivitas fisik yang penting dan efektif dalam pembakaran lemak.

5. Hormon Tiroid (T3 dan T4)

Hormon tiroid (T3 dan T4) mengatur kecepatan metabolisme tubuh dan pengaturan nafsu makan. Semakin aktif hormon ini, semakin cepat tubuh membakar kalori. Sebaliknya, kadar tiroid yang rendah (hipotiroid) dapat memperlambat metabolisme dan membuat tubuh cenderung menimbun lemak.

Sehingga berat badan menjadi lebih mudah naik dan sulit turun, serta dapat juga mengalami gejala lain seperti kelelahan, sembelit, rambut menipis, depresi, dan banyak lagi. Kurangnya hormon ini bisa disebabkan oleh diet ekstrem, gangguan pencernaan, atau kelebihan estrogen.

6. Testosteron

Hormon ini membantu pembentukan otot tanpa lemak, menjaga massa otot, menjaga komposisi tubuh, dan mempengaruhi metabolisme. Rendahnya kadar hormon ini bisa menghambat pembakaran lemak.

Olahraga rutin menjadi salah satu cara alami yang dapat meningkatkan kadar testosteron. Namun, pada perempuan, kelebihan testosteron bisa menyebabkan efek seperti tumbuhnya rambut di wajah dan suara menjadi lebih berat.

7. Estrogen

Hormon estrogen berperan penting dalam mengatur berat badan, distribusi lemak tubuh, pembakaran energi, hingga laju metabolisme. Saat kadar estrogen menurun, tubuh cenderung lebih mudah mengalami penambahan berat badan dan berisiko terhadap resistensi insulin. 

Jika berat badan sulit turun meski sudah menjaga pola makan dan olahraga, bisa jadi masalahnya ada di hormon. Konsultasi dengan tenaga medis atau ahli gizi dapat membantu mengidentifikasi ketidakseimbangan hormonal dan menentukan penanganan yang tepat. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus