Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Anda mungkin pernah mengalami momen tidak nyaman ketika perut mulai berbunyi keras, menandakan harus segera ke kamar kecil. Jika ini terjadi, kemungkinan besar Anda mengalami diare.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Diare dapat menyerang kapan saja, sering kali tanpa peringatan. Meski diare sering kali tidak berbahaya dan bisa sembuh dengan sendirinya, ada beberapa kondisi yang perlu diperhatikan. Memahami penyebab dapat membantu mengambil langkah yang tepat untuk mengatasinya dan mencegah terjadi lagi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari The Sun, sistem pencernaan memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan tubuh. Jika sistem ini bekerja dengan baik, makanan dapat dicerna dengan sempurna dan limbah dikeluarkan secara teratur. Namun, ketika terjadi gangguan, kotoran bisa menjadi lebih lunak atau bahkan cair, yang merupakan gejala diare paling umum. Berikut beberapa penyebab diare.
Gastroenteritis
Penyebab diare yang paling umum adalah gastroenteritis, yang merupakan infeksi pada saluran pencernaan akibat bakteri atau virus. Kondisi ini sering terjadi pada anak-anak dan biasanya sembuh dalam waktu sekitar satu minggu. Virus seperti rotavirus dan norovirus adalah penyebab utama gastroenteritis.
Selain diare, penderita juga dapat mengalami gejala lain seperti kram perut mendadak dan muntah. Karena ini adalah infeksi, istirahat yang cukup di rumah merupakan langkah terbaik untuk pemulihan.
Infeksi bakteri
Bakteri yang terdapat dalam makanan atau minuman yang terkontaminasi juga bisa menjadi penyebab diare. Beberapa jenis bakteri yang umum menyebabkan infeksi usus adalah Escherichia coli (E. coli) dan Campylobacter. Orang bisa terinfeksi E. coli setelah mengonsumsi daging yang kurang matang seperti hamburger yang tidak dimasak sempurna, atau bahkan setelah menelan air kolam renang yang terkontaminasi.
Meski kebanyakan kasus tidak berbahaya, infeksi ini dapat lebih serius pada anak-anak dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah karena dapat mempengaruhi fungsi ginjal.
Infeksi parasit
Parasit juga bisa menjadi penyebab diare. Infeksi parasit umum yang sering terjadi adalah giardiasis, yang disebabkan parasit Giardia. Parasit ini dapat ditemukan di air minum yang terkontaminasi, seperti di sungai, danau, atau bahkan sistem air umum yang tidak higienis.
Selain Giardia, ada juga parasit Cyclospora, yang dapat masuk ke tubuh melalui konsumsi buah atau sayuran mentah yang terkontaminasi kotoran manusia. Infeksi parasit ini lebih sering terjadi pada wisatawan yang bepergian ke negara dengan standar kebersihan yang rendah.
Diare akibat perjalanan
Banyak orang mengalami diare saat bepergian ke luar negeri, terutama ke daerah dengan sistem kebersihan yang berbeda dari tempat tinggal mereka. Konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi sering kali menjadi penyebab utama kondisi ini.
Traveler's diarrhea biasanya sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, dalam beberapa kasus infeksi yang lebih serius bisa terjadi sehingga perlu perawatan medis lebih lanjut.
Alergi atau intoleransi makanan
Sebagian orang mengalami kesulitan mencerna jenis makanan tertentu, yang dikenal sebagai intoleransi makanan. Contohnya intoleransi laktosa (gula dalam susu) atau gluten (protein dalam gandum). Intoleransi makanan biasanya menyebabkan gejala seperti diare, perut kembung, dan terkadang ruam beberapa jam setelah mengonsumsi makanan pemicu.
Selain itu, alergi makanan terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap makanan tertentu. Alergi dapat menimbulkan gejala yang lebih parah, seperti ruam, sesak napas, dan dalam kasus ekstrem bisa mengancam nyawa.
Kecemasan dan stres
Gangguan kecemasan tidak hanya mempengaruhi kondisi mental tetapi juga bisa berdampak pada kesehatan pencernaan. Otak dan usus saling terhubung sehingga stres atau kecemasan dapat memicu perubahan dalam sistem pencernaan, termasuk menyebabkan diare. Saat mengalami stres berat, tubuh melepaskan zat kimia yang dapat mempengaruhi gerakan usus, sehingga menyebabkan kotoran lebih cair.
Sindrom iritasi usus
Irritable bowel syndrome (IBS) atau sindrom iritasi usus adalah gangguan pencernaan jangka panjang yang menyebabkan diare, sembelit, atau keduanya. Hingga kini, penyebab pasti IBS belum sepenuhnya diketahui. Namun, kondisi ini sering dikaitkan dengan faktor seperti gerakan usus yang terlalu cepat atau terlalu lambat, kepekaan saraf di usus, stres, dan genetik.
Pilihan Editor: Kasus Norovirus Naik, Cek Gejalanya dan yang Perlu Dilakukan