Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Ada Sabun dari Olahan Ampas Kopi, Tetap Harum dan Kurangi Sampah

Bagi yang suka aroma kopi, tentu sabun kopi akan memberikan sensasi keharuman yang diinginkan.

28 Januari 2021 | 16.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar
ilustrasi kopi (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang yang langsung membuang ampas kopi ke tempat sampah. Ada pula segelintir orang yang menempatkan ampas kopi ke dalam kain dan dijadikan pengharum ruangan, atau dicampur ke tanah dalam pot tanaman. Ada satu lagi manfaat yang bisa kita dapatkan dari ampas kopi, yakni dijadikan sabun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bagi yang suka aroma kopi, tentu sabun kopi akan memberikan sensasi keharuman yang diinginkan. Lantas dari mana ampas kopi sebagai bahan dasar sabun itu berasal?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Co-founder and Operational Director Kisaku, Lionel Hanjaya Tirta mengatakan, selama ini mayoritas kedai kopi membuang ampas kopi begitu saja. Padahal, menurut dia, residu produk tersebut masih memiliki banyak kandungan seperti kafein, antioksidan, dan keasaman yang bermanfaat bagi kita dan tumbuhan.

"Kami mengolah ampas kopi dalam mesin pembuat kopi menjadi sabun batangan," kata Lionel Hanjaya Tirta dalam keterangan tertulis, Kamis 28 Januari 2021. Dengan begitu, ampas kopi yang dimanfaatkan ulang masih bersih dan memiliki kualitas bagus untuk diolah kembali.

Kedai kopi Kisaku menggandeng UMKM MIJI membuat sabun batangan dari ampas kopi. Dok. Kisaku

Kisaku menggandeng usaha mikro kecil menengah atau UMKM lokal MIJI dalam gerakan memanfaatkan kembali ampas kopi sebagai bentuk kepedulian pada lingkungan. Sabun dari ampas kopi tersebut telah dijual sebagai bagian dari parsel Imlek dan bisa dibeli di seluruh gerai kedai kopi Kisaku.

Seriring Sustainability Program yang berjalan sejak September 2020, Kisaku tak lagi menggunakan plastik sekali pakai, memberikan diskon 10 persen bagi pelanggan yang membawa tumbler sendiri. 

Kedai kopi Kisaku juga memperkenalkan penggunaan tutup gelas tanpa sedotan, dan memulai kolaborasi dengan Bank Sampah Induk Gesit Jakarta Selatan. "Kami berusaha mengurangi penggunaan sampah plastik sekali pakai, mendaur ulang, dan memanfaatkan kembali sampah yang telah kami hasilkan," kata Lionel.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus