Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Durian, yang sering disebut sebagai "Raja Buah," adalah salah satu buah yang penuh dengan kontroversi. Beberapa orang menyukai durian karena rasanya yang unik, sementara yang lain tidak tahan dengan aroma khasnya. Namun, bagi para orang tua yang ingin mengenalkan buah tropis ini kepada anak-anak mereka, pertanyaan yang sering muncul adalah, "Kapan sebenarnya anak bisa mulai makan durian?"
Pada umumnya, bayi bisa mulai mengonsumsi durian sejak usia 6 bulan, saat mereka mulai menginjak tahap MPASI (Makanan Pendamping ASI). Dilansir dari Solid Start, pada usia ini, bayi sudah mulai menunjukkan minat untuk mengonsumsi makanan selain ASI dan tubuh mereka pun sudah mulai siap untuk mencerna berbagai jenis makanan, termasuk buah-buahan. Meski demikian, orang tua perlu memastikan bahwa durian disajikan dengan cara yang aman dan sesuai dengan kemampuan anak-anak.
Bagi bayi yang baru mulai makan makanan padat, durian harus disiapkan dengan tekstur yang sangat halus. Anda bisa menghaluskan daging durian hingga menjadi pure atau bubur yang lembut. Pastikan bijinya telah dihilangkan dengan sempurna. Pada usia ini, sangat penting untuk memperkenalkan durian dalam jumlah yang kecil, mengingat tekstur dan rasa buah ini yang cukup kuat dan berbeda dari makanan yang biasa mereka konsumsi. Memberikan durian dalam porsi kecil juga membantu tubuh bayi mencerna makanan baru ini secara perlahan.
Saat anak mencapai usia 9 bulan, mereka mulai belajar memegang makanan sendiri dan bisa makan makanan yang sedikit lebih padat. Durian pada usia ini bisa diberikan dalam potongan kecil yang mudah digenggam dan dimakan oleh bayi. Anda juga bisa memberinya potongan durian dalam ukuran yang lebih besar, sekitar seukuran bola tenis, agar anak bisa menggigitnya sendiri, tetapi tetap harus diawasi agar tidak tersedak.
Pada usia 12 bulan ke atas, anak sudah semakin mahir dalam mengunyah makanan. Anda bisa mulai memberikan durian dalam potongan kecil yang sesuai dengan kemampuan mengunyah mereka, atau bahkan biarkan mereka menggigit langsung dari potongan besar durian. Meskipun begitu, tetap perhatikan tekstur durian yang diberikan. Durian yang terlalu keras atau tidak matang sempurna dapat meningkatkan risiko tersedak, jadi pastikan selalu memilih durian yang sudah matang dan lembut.
Namun, seperti makanan baru lainnya, durian juga memiliki potensi untuk menyebabkan reaksi alergi, meskipun ini jarang terjadi. Seperti yang dilansir dari Healthline, saat pertama kali mengenalkan durian, disarankan untuk memberikan sedikit saja dan amati reaksi tubuh anak. Jika tidak ada tanda-tanda alergi seperti gatal, ruam, atau pembengkakan, maka durian dapat diberikan lebih sering.
Selain itu, durian mengandung kadar gula alami yang cukup tinggi. Jadi, meskipun memiliki banyak manfaat, sebaiknya durian tidak diberikan dalam jumlah berlebihan kepada anak. Konsumsinya sebaiknya tetap dalam batas yang wajar, sebagai bagian dari pola makan yang sehat dan seimbang.
Durian bukan hanya lezat, tetapi juga kaya akan berbagai nutrisi penting. Durian mengandung banyak karbohidrat yang memberikan energi ekstra untuk anak-anak yang aktif. Selain itu, durian juga mengandung serat yang membantu pencernaan, serta berbagai vitamin dan mineral, seperti vitamin C, vitamin B6, folat, kalium, dan magnesium, yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan tubuh anak. Kandungan antioksidan dalam durian, seperti flavonoid dan polifenol, juga berperan penting dalam melindungi tubuh anak dari kerusakan akibat radikal bebas.
Namun, meski durian memiliki banyak manfaat, orang tua tetap harus memperhatikan cara penyajiannya. Menurut WebMD, durian sebaiknya disajikan dalam bentuk yang sesuai dengan kemampuan makan anak sesuai usia mereka. Jangan lupa untuk memastikan durian yang diberikan bebas dari biji dan pastikan potongannya cukup lembut agar anak bisa menikmatinya dengan aman.
Selain itu, durian juga bisa dikombinasikan dengan makanan lain, seperti diblender menjadi smoothie, dicampur dengan bubur, atau dijadikan puding durian tanpa tambahan gula. Tapi, perlu diingat, hindari mencampurkan durian dengan bahan atau minuman yang beralkohol, karena bisa menimbulkan efek samping yang tidak baik untuk kesehatan anak.
Pilihan Editor: Ketika Makanan Anak Muda Ikut Berubah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini