Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusuf Singka mengatakan untuk memenuhi makanan pasien jemaah haji, Tim Gizi Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) telah menyiapkan makanan sesuai dengan kondisi pasien. Selain menyiapkan makan, tim gizi juga menyuapi pasien bila diperlukan.
Baca: Panas Ekstrim Saat Ibadah Haji, Kaki Jemaah Ini Melepuh
Petugas Gizi KKHI Madinah, Sri Rezeki mengatakan pasien jemaah haji yang masuk rata-rata tidak ada pendampingnya, maka untuk meningkatkan asupan, Sri dan timnya ikut membantu menyuapi pasien. “Kami turun tangan membantu menyuapi. Pasien sebenarnya mau makan, itu terbukti dengan mereka menghabiskan semua makanannya ketika disuapi,” kata Sri.
Sri menambahkan, intervesi yang diberikan ini tujuannya adalah agar jemaah haji segera pulih dan dapat segera kembali ke pondokan. “Kami membantu dalam memberikan makan bagi pasien yang tidak mampu melakukan sendiri. Pada saat menyuapi pasien ini dimanfaatkan untuk melakukan edukasi. Misalnya pada pasien diabetes, sebenarnya semua makanan boleh dimakan, yang penting porsi tidak boleh lebih dan jam makan tidak boleh lewat. Bila tidak diatur maka akan menimbulkan kenaikan gula,” kata Sri.
Sri mengimbau agar jemaah yang makan, jangan asal kenyang. Jemaah perlu makanan dengan gizi seimbang, karena setiap zat gizi punya fungsi masing-masing yang harus dipenuhi. Bila tidak, maka berisiko akan menyebabkan penurunan daya tahan tubuh.
Baca: Ini Tips Dokter Agar Terhindar dari Heat Stroke pada Jemaah Haji
Sri juga mengingatkan agar jemaah haji perbanyak konsumsi makanan yang banyak kandungan serat dan airnya. “Untuk makanan ringan dapat dikonsumsi seperti puding,” katanya.
Sementara itu, bagi jemaah haji yang membawa makanan dari Tanah Air perlu memperhatikan jenis makanan yang dibawa dan riwayat penyakitnya. Seperti bagi penderita hipertensi harus membatasi konsumsi mie instan dan kecap yang tinggi natriumnya dan juga berpengawet. “Sebaiknya mereka memilih bahan makanan yang alami. Namun bagi jemaah yang sehat, tidak masalah membawa bekal seperti ini,” kata Sri.
Jemaah juga diingatkan untuk tetap makan tiga kali sehari. Banyak minum air putih dan konsumsi sayur. Pada katering yang disediakan untuk jemaah, tertera ada batasan waktu terbaik makanan untuk dikonsumsi. Untuk makan siang batas akhir dikonsumsi adalah pukul 15.00 waktu Arab Saudi, sementara untuk makan malam dibatasi sampai pukul 22.00 Waktu Arab Saudi. “Bila sudah lewat waktu sebaiknya jangan dikonsumsi. Khawatir akan tumbuh bakteri,” kata Sri.
Tim Gizi di KKHI Madinah selain bertugas dalam pelayanan makanan jemaah haji sakit, juga memberikan pelayanan makanan bagi petugas kesehatan, baik petugas di KKHI, di Bandara, dan petugas di sektor-sektor. Selain ikut mengingatkan jemaah haji untuk sehat terus, petugas juga diminta agar jangan sampai sakit. Sehingga gizi untuk petugas pun perlu diperhatikan.
Baca: Jemaah Haji Diminta Rajin Semprot Wajahnya dengan Air
Eka mengatakan tidak boleh ada jemaah haji yang tidak dapat makan di klinik kesehatan haji Indonesia (KKHI) di Madinah. Apakah itu pasien rawat inap ataupun pasien yang hanya mampir di Instalasi Gawat Darurat. Makanan jemaah haji sakit diberikan tiga kali sehari dengan dua kali snack selama pasien dirawat. Pemberian makanan dan snack serta minuman kesehatan dilakukan selama operasional haji kurang lebih 76 hari. “Pasien tidak dipungut biaya sepeserpun. Semuanya berasal dari dana APBN Kemenkes,” kata Eka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini