Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Agung Hercules Meninggal, 4 Mitos Fakta Kanker Otak Glioblastoma

Aktor dan penyanyi Agung Hercules meninggal dunia karena kankter otak glioblastoma yang sempat dideritanya. Intip 4 mitos dan faktanya.

2 Agustus 2019 | 13.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Agung Hercules menderita kanker otak (ANTARA)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Aktor dan penyanyi Agung Hercules meninggal dunia di Rumah Sakit Dharmais Jakarta pada 1 Agustus 2019. Sebelum meninggal, pemilik nama lengkap Agung Santoso ini sempat menderita penyakit kanker otak jenis glioblastoma.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Melansir dari Web MD, ini merupakan jenis kanker ganas yang menyerang area otak hingga tulang belakang. Sayangnya hingga kini, beberapa hal terkait kanker otak glioblastoma masih belum bisa diidentifikasi. Meski demikian, begitu banyak informasi mengenai penyakit ini yang tak heran jika beberapa diantaranya dapat menyesatkan publik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nah, agar lebih mengerti kebenarannya, situs Brain Tumour dan MD Anderson pun membagikan seputar mitos dan fakta tentang kanker otak. Berikut adalah empat diantaranya.

Mitos pertama: Penggunaan ponsel menyebabkan kanker otak glioblastoma

Sampai saat ini, tidak ada tautan yang ditetapkan bahwa ponsel menyebabkan glioblastoma. Beberapa penelitian berbeda bahkan telah gagal menemukan bukti yang jelas tentang hubungan antara penggunaan ponsel dan kanker otak. Terlebih jumlah orang yang didiagnosis dengan glioblastoma sebagian besar tetap stabil selama dekade terakhir, sementara penggunaan ponsel terus meningkat.

Mitos kedua: Tidak ada yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan kanker otak glioblastoma

Berbicara mengenai kesembuhan, ini tentu akan dihubungkan dengan seberapa parah penyakit kanker otak glioblastoma yang telah ada pada tubuh pasien. Apabila masih stadium awal, penyakit ini pun sangat mungkin diangkat melalui operasi. Meski demikian, tidak 100 persen sel kanker bisa terangkat. Setidaknya, dua persen sangat mungkin tertinggal lantaran glioblastoma memiliki tentakel yang tak terlihat melalui kasat mata ataupun teknologi. Oleh karena itu, pasien dianjurkan untuk mengikuti rangkaian kemoterapi dan radiasi pasca operasi untuk memberikan hasil kesehatan yang maksimal.

Mitos ketiga: Diet ketogenik dapat menyembuhkan glioblastoma

Sejumlah studi kasus dan tulisan di media sosial sering mengaitkan kesembuhan kanker otak glioblastoma dengan diet ketogenik. Padahal hal ini sangat salah. Sebab justru, pasien membutuhkan nutrisi, termasuk karbohidrat untuk menjaga tubuh mereka tetap kuat selama menjalani perawatan. Jika ingin diet, maka lebih disarankan untuk mengikuti pedoman New American Plate yang dikembangkan oleh American Institute for Cancer Research.

Mitos keempat: Kemoterapi selalu membuat rambut Anda rontok

Kemoterapi yang paling umum digunakan untuk pasien glioblastoma disebut temozolomide (TMZ). Memang, ia akan membuahkan kerontokan pada rambut. Namun, hal tersebut hanya terjadi pada sebagian orang saja. Dan tidak semua rambut di kepala akan mengalami kerontokan, melainkan hanya pada sekitar bagian kepala tempat sinar radiasi masuk saja. Lagipula, setelah radiasi selesai, rambut akan selalu tumbuh kembali.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | ISTIQOMATUL HAYATI | WEBMD | BRAINTUMOUR.CA | MDANDERSON

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus