Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Alasan Psikolog Minta Pernikahan Sudah Dipikirkan sejak Remaja

Psikolog mengatakan persiapan pernikahan dan berkeluarga sebaiknya sudah dipikirkan sejak remaja, ini alasannya.

12 September 2024 | 20.56 WIB

Ilustrasi Pernikahan/Alissha Bride
Perbesar
Ilustrasi Pernikahan/Alissha Bride

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog anak dan remaja Alzena Masykouri mengatakan persiapan pernikahan dan berkeluarga sebaiknya sudah dipikirkan sejak remaja. Ia menjelaskan umumnya orang tua meminta anak-anak untuk fokus pada bidang akademik di sekolah. Namun, mempersiapkan pernikahan sejak remaja justru dapat membuat mereka siap di masa depan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Mereka mulai mempersiapkan dari keluarganya, melihat bagaimana orang tuanya berinteraksi di rumah," kata Alzena dalam diskusi daring yang digelar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Kamis, 12 September 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejak remaja, anak mulai menganalisis bagaimana orang tua mendidiknya di rumah. "Hal itulah yang menjadi pelajaran pertama bagi remaja tentang kehidupan pernikahan," ujarnya.

Contoh dari orang tua
Alzena menjelaskan hal ini bukan berarti orang tua menormalisasi pacaran pada remaja. Namun, orang tua bisa memberikan contoh dan pemahaman pada anak tentang kehidupan berkeluarga sejak remaja. Dengan demikian, apa yang dipelajari dari rumah tentang berkeluarga akan menjadi gambaran bagi remaja di masa depan. 

Kelak, apabila remaja dan orang tua sama-sama bisa mempersiapkan pernikahan maka hal ini dapat membuat mereka lebih siap dan memahami bagaimana membangun keluarga yang baik. Meski demikian, peran lingkungan juga dibutuhkan untuk mempersiapkan remaja, khususnya bagi yang tidak memiliki figur orang tua.

"Kalau di keluarganya tidak beruntung, enggak apa-apa. Nantinya remaja akan membentuk konsep sendiri dari apa yang mereka lihat," papar Alzena.

Contoh, apabila memiliki keluarga yang tidak harmonis, remaja pun akan memiliki gambaran keluarga idealnya sendiri. Bahkan, di media sosial kini juga banyak menggambarkan tentang pernikahan sehingga remaja bisa mengambil hal positif dari pengalaman orang lain.

"Lingkungan lain masih banyak yang bisa jadi contoh asal kita orang dewasa yang ada di sekitar remaja mau merangkul mereka," tandas Alzena.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus