Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Kardiologi, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dyahris Koentartiwi meminta orang tua mewaspadai anak yang sering minta dipijat karena bisa jadi salah satu tanda penyakit jantung rematik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Hati-hati kalau ada anak sering minta dipijat. Kadang-kadang itu yang namanya poliartritis migran atau nyeri sendi yang berpindah-pindah, terutama sendi besar," katanya dalam diskusi penyakit jantung pada anak, Selasa, 27 Februari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia mengatakan keluhan pegal tersebut biasanya terjadi pada lutut, pergelangan tangan, siku dan kerap disertai nyeri dada. Meski demikian, ia menyebutkan hal tersebut tidak selalu berarti tanda penyakit poliartritis migran sebelum menuju penyakit jantung rematik.
"Walaupun tidak semuanya begitu, tapi paling tidak kita bisa sedikit waspada. Kalau ada anak yang sudah agak besar mengeluh nyeri dada, berdebar-debar, minta dipijat terus padahal tidak ada apa-apa, mungkin bisa diajak ke dokter umum dulu yang terdekat," tambahnya.
Tak ada pantangan makan
Tidak ada pantangan terhadap jenis makanan apapun pada penderita penyakit jantung rematik. Meski demikian, jika anak penderita penyakit tersebut mengalami gagal jantung hendaknya ia mengonsumsi makanan yang rendah garam untuk memulihkan jantungnya.
"Dan kalau dia sudah mengalami penyakit yang berat, kemudian dioperasi, enggak boleh makan sayur-sayur hijau, nanti mengganggu penyerapan obat," ucapnya.
Selain itu, penderita jantung rematik hendaknya tidak melakukan olahraga berat karena biasanya ia juga memiliki penyakit poliartritis migran yang butuh waktu istirahat lebih lama untuk memulihkan persendian.
"Satu setengah bulan enggak boleh digerak-gerakkan, istirahat total. Jadi individual, mungkin enggak bisa disamakan per pasien. Jadi lebih baik berkonsultasi ke dokter jantung anak masing-masing," pesannya.