Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Asal Muasal Nata de Coco dan Cara Membuatnya

Nata de coco terbuat dari air kelapa yang difermentasi menggunakan bakteri acetobacter xylinum. Makanan ini rendah kalori dan tinggi serat.

3 September 2024 | 09.27 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Nata de coco merupakan bahan yang digunakan untuk campuran membuat es buah. Produk ini memiliki rasa yang manis dengan tekstur kenyal yang hampir seperti jeli. Bahan ini sering ditemui di berbagai toko dan swalayan dengan kemasan berbagai varian.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seperti namanya, nata de coco dibuat dari kelapa, tepatnya air kelapa yang difermentasi. Produk ini tak hanya ditemukan di Indonesia, namun juga di berbagai negara, termasuk Asia Tenggara yang memiliki sajian dengan tambahan nata de coco.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Biasanya nata de coco ditambahkan dalam sajian penutup seperti es krim, puding, asinan, bahkan acar. Lalu, seperti apa asal mula dan pembuatan nata de coco?  

Asal Muasal Nata De Coco

Nata de coco berasal dari kawasan Asia Tenggara, tepatnya dari Filipina. Dilansir dari Food and Wine, nata de coco ditemukan oleh ilmuwan asal Filipina, Theodula Kalaw África pada tahun 1949. Theodula merupakan ahli kimia di sebuah lembaga penelitian, Philippine Coconut Authority. Awalnya ia bersama para peneliti lain mencoba untuk membuat alternatif olahan seperti nata de piña, yang merupakan produk jeli yang berasal dari sari nanas yang difermentasi. 

Nata de piña merupakan produk sampingan dari pembuatan kain piña yang terbuat dari serat daun nanas. Proses pembuatan fermentasi serat nanas ini telah ada sejak puluhan tahun sebelumnya. Pada abad ke-18, sari nanas yang asam yang dibiarkan membusuk menghasilkan zat yang mengkilap di bagian atasnya. Bagian yang mengkilap tersebut setelah dicicipi, rasanya asam, namun enak ketika dimakan. Makanan ini kemudian populer. 

Namun, terjadi kendala ketika nanas yang merupakan buah musiman tidak bisa memproduksi nata de pina setiap waktu. Akhirnya Teódula Kalaw África dan timnya mencari alternatif dan menemukan jika air kelapa dapat juga dijadikan fermentasi jeli. Teódula kemudian menerbitkan sebuah artikel yang menjelaskan penggunaan air kelapa sebagai pengganti sari nanas karena buah kelapa dapat dipanen setiap waktu, karenanya lebih mudah diolah menjadi nata.

Selama tahun 1970-an, proses produksi saat ini diperkenalkan oleh Priscilla C. Sanchez, seorang ahli mikrobiologi pangan, yang memastikan produk nata de coco yang lebih stabil dan premium. Saat ini, nata de coco diproduksi di Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Vietnam. 

Cara Membuat Nata de Coco

Dilansir dari Coconut Comunity nata de coco dapat dibuat dengan air kelapa yang dicampur dengan bakteri acetobacter xylinum yang dikembangkan untuk menghasilkan selulosa mikroba supaya membentuk gel. 

Dikutip dari Rice Life Foodie cara pembuatannya dimulai dengan merebus air kelapa dari kelapa tua yang berusia sekitar 10 hingga 11 bulan. Ditambah pula dengan gula halus, air, dan asam cuka. Air rebusan kemudian diletakkan di nampan kemudian didinginkan, sebelum ditambahkan acetobacter xylinum. Setelah itu, kultur akan tumbuh dalam air kelapa tadi yang kemudian menghasilkan selulosa dalam nata de coco. Nata difermentasi selama tujuh hari atau lebih hingga mengeras menjadi lembaran yang dipotong menjadi kubus kecil. 

Untuk produksi nata de coco dengan permukaan lembut dan tekstur kenyal membutuhkan pH 4, sukrosa 10% dan amonium 0,5%. Larutan kultur dibuat dengan menambahkan gula ke air kelapa tua yang diinokulasi dengan bakteri acetobacter xylinum.

Karena termasuk dalam produk fermentasi, air rebusan kelapa dan bakteri tadi dapat disimpan selama 2-3 minggu tanpa gangguan apapun dalam wadah. Zat seperti jeli terbentuk di bagian atas wadah. Jeli ini dipisahkan dan dicuci dengan air untuk menghilangkan asam yang menempel pada permukaan jeli lalu dipotong-potong dan dikemas.

Ada beberapa manfaat kesehatan dari nata de coco, diantaranya rendah kalori, rendah lemak, serat tinggi, dan tidak ada kolesterol. Satu porsi dalam 100 gram tanpa tambahan gula biasanya mengandung sekitar 60 kalori. 

COCONUT COOMUNITY | RICELIFE FOODIE FOOD AND WINE
Pilihan editor: Kaya Akan Serat dan Rendah Kalori Ini Segudang Manfaat Nata de Coco

 

 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus