Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mabuk perjalanan dapat terjadi ketika seseorang melakukan perjalana terutama dalam jarak yang jauh. Mabuk perjalanan akan sangat mengganggu dan menyebabkan seseorang merasa tidak nyaman selama perjalanan. Saat mengalami mabuk perjalanan seseorang dapat merasakan gejala, seperti pusing, mual, hingga muntah. Lantas apa yang terjadi pada tubuh seseorang ketika mengalami mabuk perjalanan?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari laman resmi rumah sakit Pondok Indah mabuk perjalanan adalah suatu kondisi yang terjadi akibat anggota tubuh yang mendapatkan sinyal berbeda.
Ketika dalam perjalanan tubuh kita tidak bergerak namun, mata akan melihat jalanan dan apa yang ada disekelilingnya bergerak. Selain itu, telinga juga akan menerima rangsangan ketika kendaraan melaju. Perbedaan persepsi antara tubuh yang tidak bergerak dengan informasi yang diterima mata dan telinga membuat otak gagal mengartikan keadaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada saat otak menerima informasi yang berbeda-beda dari tiap anggota tubuh ia akan gagal memahami kondisi atau mengalami mispersepsi. Otak akan mengartikan sinyal yang berbeda-beda sebagaimana kondisi ketika ada benda asing masuk ke dalam tubuh. Akibatnya tubuh melakukan berbagai respon untuk mengeluarkan benda asing tersebut, seperti memuntahkannya hingga timbulah gejala mual dan muntah.
Faktor yang Memperbesar Risiko Mabuk Perjalanan
Tidak semua orang saat berpergian jauh mengalami mabuk perjalanan. Ada beberapa faktor yang dapat memperbesar risiko mabuk perjalanan pada orang yang sedang berpergian, yaitu sebagai berikut.
1. Ana-anak, terutama yang bersusia 2-12 tahun.
2. Mengalami perubahan hormonal, baik karena konsumsi obat kontrasepsi, sedang hamil maupun sedang dalam periode menstruasi.
3. Mengalami gangguan pada telinga tengah, termasuk vertigo (BPPV).
4. Menderita penyakit parkinson.
5. Mengalami migrain.
6. Mengalami kecemasan atau ketakutan terhadap perjalanan jauh, dan
7. Memiliki keluarga dengan riwayat keluhan serupa.
Pada umumnya mabuk perjalanan tidak berbahaya. Gejalanya dapat hilang dalam beberapa menit hingga jam setelah perjalanan selesai. Namun dalam beberapa kasus, rasa pusing dan mual bisa menetap hingga satu hari.
Cara Mengatasi Mabuk Perjalanan
Pada sebagian kasus mabuk perjalanan dapat menyebabkan komplikasi yang parah jika tidak ditangani dengan tepat. Salah satu komplikasi yang sering terjadi saat seseorang mengalami mabuk perjalanan adalah dehidrasi. Dehidrasi terjadi akibat kehilangan banyak cairan akibat mual dan muntah yang hebat. Jika dibiarkan dehidrasi juga dapat menyebabkan hipotensi atau darah rendah.
Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah mabuk perjalanan yang semakin parah. Hal pertama ialah dengan membuka jendela atau berhenti sejenak. Kemudian, langklah kedua Anda dapat menghirup minyak aromaterapi, termasuk minyak kayu putih atau minyak lavender.
Ketiga, Anda dapat mengalihkan pandangan, cobalah untuk memandang jauh ke depan atau melihat pemandangan yang ada di depan. Jika Anda sedang bermain HP segera berhenti. Kelima, ambil posisi berbaring dan cobalah untuk memejamkan mata untuk sementara waktu. Keenam, konsumsi sesuatu yang hangat atau yang dapat melegakan, seperti minuman jahe atau permen mint. Jahe atau paper mint dapat membantu mengurangi rasa mual. Jika tidak menemukan minuman jahe atau paper mint Anda juga dapat mengonsumsi air putih.
Jika beberapa langkah tersebut tidak cukup efektif untuk menghilangkan gejala mabuk Anda dapat mengonsumsi obat mabuk perjalanan yang dijual bebas di apotek atau di toko-toko obat. Agar obat dapat ekerja secara maksimal nda dapat mengonsumsinya 1-2 jam sebelum berangkat. Beberapa obat mabuk perjalanan akan memberikan efek kantuk. Anda tidak disarankan untuk mengonsumsi obat ini ketika akan mengemudikan kendaraan.
Pilihan editor: Kursi Pesawat yang Ideal Bagi Penumpang Rentan Mabuk Udara