Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Bagaimana Gangguan Makan dan Gangguan Tidur Saling Berhubungan?

Salah satu hal vital dalam kehidupan sehari-hari yang juga berkaitan dengan kondisi gangguan makan adalah munculnya gangguan tidur.

4 Januari 2025 | 00.36 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menaklukkan Gangguan Tidur

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gangguan makan atau eating disorder adalah salah satu kondisi serius menyebabkan ketidaknyamanan bagi penderitanya karena mempengaruhi berbagai aspek seperti fisik, psikologis dan sosial. Salah satu hal vital dalam kehidupan sehari-hari yang juga berkaitan dengan kondisi ini adalah gangguan tidur yang dialami bersamaan dengan gangguan makan. Bagaimana ini bisa terjadi? 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari laman psychiatry.org, gangguan makan atau eating disorder adalah kondisi perilaku seseorang yang ditandai dengan gangguan parah dan terus-menerus dalam perilaku makan dan pikiran serta emosi yang mengganggu. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Siapa pun dapat mengalami gangguan makan, tetapi paling sering berkembang pada masa remaja dan dewasa muda atau pada wanita berusia antara 12 dan 35 tahun. Untuk diketahui, ada beberapa jenis gangguan makan yang dikenal secara umum meliputi: anoreksia nervosa, bulimia nervosa, gangguan makan berlebihan, gangguan asupan makanan restriktif dan penghindaran (ARFID) serta gangguan makan dan makan tertentu lainnya (OSFED).

Bagaimana hubungan gangguan makan dengan gangguan tidur? 

Dilansir dari artikel yang ditulis oleh seorang mantan penderita gangguan makan bernama Emily T. Troscianko di laman Psychology Today, hubungan antara gangguan makan dan tidur sebenarnya bukanlah hal yang asing, terutama bagi mereka yang memang menderita kondisi tersebut.

Gangguan makan akan mengganggu tidur, yang pada gilirannya akan mengganggu proses makan lebih jauh. 

Dalam tulisannya, ia membagikan pengalamannya selama bertahun-tahun mengalami tidur yang terganggu karena gangguan makan anoreksia. Namun, bukan kualitas atau kuantitas yang terganggu tetapi lebih kepada pengaturan waktu untuk ia bisa tidur. 

Ia menyebut bahwa hampir sepanjang hidupnya, selama mengalami anoreksia, harus terjaga hampir sepanjang malam untuk makan sebelum tidur guna meningkatkan perasaan yang terkendali. 

"Hal ini menjadi sangat buruk sehingga kadang-kadang saya akan bersepeda selama 24 jam penuh, begadang hingga larut malam sehingga saya bahkan tidak bisa tidur, dan kemudian 'mengatur ulang' dengan tidur siang yang aneh, tidur terpisah dengan sedikit makan tengah malam di antaranya, dan mungkin beberapa hari dengan waktu tidur yang relatif normal sebelum semuanya mulai berantakan lagi," tulisnya.   

Korelasi antara masalah gangguan tidur dan gangguan makan telah banyak dibahas melalui penelitian. Salah satunya adalah Cooper et al. (2020) yang mencatat, bahwa “Sekitar 57% dari mereka yang mengalami Eating Disorder atau ED mengalami masalah tidur, termasuk kesulitan tidur (yang paling umum), parasomnia (perilaku abnormal selama atau sekitar tidur), hipersomnia (mengantuk berlebihan di siang hari), terbangun dini hari, dan terbangun di tengah tidur.”

Masih dari laman Psychology Today, berikut ini adalah sejumlah faktor-faktor paling umum yang mengganggu tidur saat seseorang mengalami gangguan makan, khususnya anoreksia nervosa tetapi juga sering dialami oleh kondisi lainnya. 

Rasa lapar. 
Hal ini jelas merupakan faktor utama, karena seseorang dengan gangguan makan biasanya berusaha makan terlalu sedikit, terlepas dari apakah mereka "berhasil" atau tidak. Sulit untuk tertidur dan tetap tertidur ketika perut terasa lapar.

Kebiasaan makan. 
Makan larut malam dapat mengganggu tidur (meskipun dalam kondisi lain, hal itu juga dapat menjadi solusi parsial). Menunda waktu makan hingga tepat sebelum tidur, apa pun alasannya (misalnya, kontrol, kerahasiaan) dapat menyebabkan gangguan sirkadian yang ekstrem. 

Dingin
Jika lemak tubuh dan tingkat metabolisme berkurang, perasaan dingin yang terus-menerus yang disebabkan oleh detak jantung yang rendah dan sirkulasi yang buruk sering kali menjadi masalah. Dan kecuali jika sedang berada di iklim yang sangat panas, perasaan dingin tersebut dapat mengganggu tidur.

Nyeri. 
Nyeri sendi dan otot umum terjadi pada orang dengan gangguan makan, terutama anoreksia; begitu pula kram otot yang disebabkan oleh kekurangan mineral seperti kalium dan magnesium. Tak ada satupun dari hal ini yang dapat membuat seseorang untuk mudah tertidur  atau tetap terlelap. 

Masalah pencernaan. 
Masalah pencernaan juga menjadi hal umumnya bagi penderita gangguan makan. Pada anoreksia, iritasi usus besar dan sembelit disebabkan oleh kombinasi waktu transit yang melambat dan hilangnya kekuatan otot, misalnya. Hal ini menyebabkan ketidaknyamanan yang mengganggu tidur.

Sering buang air kecil atau inkontinensia. 
Penyusutan otot dasar panggul dapat menyebabkan seseorang sering terbangun di malam hari. Hal ini bisa diperburuk jika penderita gangguan makan mengonsumsi terlalu banyak cairan sebelum tidur atau bisa dikatakan untuk mendapat rasa kenyang yang semu.

Kecemasan. 
Kecemasan, baik yang bersifat umum maupun sosial, adalah konsekuensi umum dari kebiasaan makan yang tidak teratur. 

Kecanduan kerja dan olahraga. 
Jika sedang mencoba untuk bekerja, berolahraga, atau menjadi "produktif" sepanjang waktu, kemungkinan besar seorang penderita gangguan makan tidak memiliki rutinitas peristirahatan yang baik untuk membuat tubuh dan pikirannya rileks sebelum tidur.

Stres
Peningkatan kortisol dan gangguan lain pada sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA) umum terjadi pada anoreksia dan gangguan makan lainnya, yang menekan produksi melatonin, mengencerkan adenosin, dan dengan demikian mengganggu ritme sirkadian .

Meta-stres.
Dalam salah satu jenis umpan balik psikologi manusia yang membuat frustasi, stres tentang efek kesehatan dari kurang tidur dapat menjadi penyebab utama permasalahan kurang tidur. 

Semua efek negatif dari kurang tidur dapat memperburuk kerusakan yang sudah disebabkan oleh gangguan makan. Oleh sebab itu, penting untuk mempelajari faktor-faktor yang telah disebutkan di atas guna mengatasi masalah lain yang mungkin ditimbulkan.

Jika Anda tidak tidur nyenyak, banyak hal yang akan berjalan kurang baik dan terasa kurang baik dari yang seharusnya (Zielinski, McKenna, & McCarley, 2016), termasuk kinerja kognitif, pengaturan emosi dan suasana hati, pengaturan nafsu makan, metabolisme dan energi, respons kekebalan tubuh, serta perbaikan dan pembaharuan sel.

Pilihan editor: 7 Gangguan Mental yang Berkaitan dengan Gangguan Tidur

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus