Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Pramugari Ungkap Kejorokan Handuk Hangat untuk Penumpang Pesawat Kelas Satu

Handuk hangat biasanya digunakan untuk membersihkan tangan dan wajah saat di pesawat atau tepat sebelum makanan dan minuman disajikan.

5 Januari 2025 | 20.29 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi Handuk Hangat (Pixabay)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu layanan yang didapat penumpang pesawat kelas satu atau first class dan bisnis adalah handuk kecil hangat. Handuk ini biasanya digunakan untuk membersihkan tangan dan wajah saat di dalam pesawat atau tepat sebelum makanan dan minuman disajikan. Namun, handuk hangat itu tidak sebersih yang dipikirkan orang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kate, seorang mantan pramugari kelas utama Emirates, mengatakan bahwa handuk itu bisa saja sangat jorok. Sebab, tidak semua orang menggunakannya hanya untuk tangan dan wajah mereka. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saya pernah melihat penumpang menaruh kain-kain ini di berbagai tempat," kata dia dalam sebuah video yang diunggah di TikTok, seperti dilansir dari New York Post

Handuk itu memang sudah dicuci sebelum dipakai ulang. Namun, membayangkan bahwa handuk itu sebelumnya digunakan untuk membersihkan sela-sela jari kaki, menyeka selangkangan, dan menempelkannya di berbagai lubang di tubuh membuat banyak orang merasa jijik

"Tidak akan pernah mencuci muka lagi dengan itu," kata seorang pengguna Internet dalam kolom komentar, ditambah dengan emoji muntah.

"Tidak ada yang lebih baik daripada membersihkan selangkangan sebelum lepas landas," kata seorang pengikut Kate.

"Hahaha sebagai mantan pembersih pesawat, saya tidak akan pernah menyentuhnya," kata seorang pekerja pesawat yang merasa jijik tertawa.

Handuk Hangat Sekali Pakai 

Handuk penyegar kecil dipercaya sudah digunakan di Jepang sejak zaman Edo sebagai bentuk keramahtamahan kepada pengunjung dan tamu. Disebut oshibori, handuk ini ditawarkan kepada para pelancong yang melewati penginapan hatago. Oshibori dimaksudkan untuk digunakan untuk menyeka tangan sebelum makan atau selama makan. Menggunakannya di wajah dianggap sebagai etika yang buruk. Tapi, kini penggunaan handuk hangat lebih luas, bukan hanya untuk membersihkan tangan dan bukan hanya di penginapan. Di seluruh Jepang, handuk hangat juga sering ditawarkan di restoran dan bar. Kini, handuk hangat ini sampai diketinggian 30.000 kali. 

Manajer Umum Pengalaman Pelanggan Air New Zealand, Kylie Mcgillivray-Brown, mengatakan maskapai nasional tersebut menawarkan handuk hangat sebelum lepas landas dan sebelum layanan makan sebelum mendarat. Sebagian besar pelanggan memang menggunakan handuk panas untuk menyegarkan tangan dan wajah mereka. 

Namun, tidak jelas apakah ada penumpang menggunakan handuk itu untuk membersihkan hal lain selain tangan atau wajah, misalnya meja baki. Karena itu, dalam beberapa kasus, handuk dibuang di akhir setiap penerbangan.

McGillivray-Brown mengatakan handuk yang digunakan oleh Air New Zealand saat ini dibuang ke tempat pembuangan sampah setelah digunakan. Mereka saat ini sedang dalam proses mengembangkan strategi ekonomi sirkular baru untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan.

Bagian Kotor dalam Pesawat

Bukan hanya handuk hangat, pesawat memiliki banyak bagian lain yang tak kalah jorok. Cher, seorang pramugari yang tinggal di Texas, pernah mengunggah viral yang mengungkap bagian-bagian paling kotor dari sebuah pesawat. Bagian kotor itu meliputi penutup jendela, wastafel kamar mandi, karpet, dan tali sabuk pengaman.

Josephine Remo, seorang awak kabin dan influencer perjalanan, secara terpisah mengatakan bahwa kompartemen di atas tempat duduk pesawat, yang bisanya digunakan untuk meletakkan bagasi kabin, juga jorok karena jadi tempat berkembangbiaknya kotoran. Kompartemen itu jarang dibersihkan dan begitu banyak orang yang menyentuhnya.

NEW YORK POST | STUFF.CO.NZ

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus