UAP panas sepeda motor ternyata menambah deretan penyebab
kemandulan di kalangan pria maupun wanita. Terutama sepeda motor
bebek yang mesinnya terletak persis di depan selangkangan kaki
pengemudi. Untuk mencegahnya pabrik pembuatnya memang memasang
kep (perisai angin) pada kendaraan roda dua itu. Tapi para
pemakainya, terutama kaum muda, banyak melepas kep itu agar laju
kendaraan itu bisa lebih cepat. Karena tanpa kep itulah, maka
kemandulan lebih mungkin mengenai si pemakainya.
Itu pendapat dr. Shlihuddin Jalal lanjung, 40 tahun, ahli
biologi di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogya. Tanjung, yang
kaanya mendasarkan pendapatnya pada sebuah buku, juga menyebut
uap-uap panas dan ruang mandi sauna, mesin mobd, dapur restoran,
mesin pabrik, dan banyak lagi, sebagai sumber kemandulan. "Kalau
suhu optimal terlampaui, terjadilah kegagalan pembentukan
sperma," kata Tanjung. Suhu tubuh tiap orang memang berlainan
dalam batas pembentukan sperma -- yang lazim disebut biological
limit value (blv). "Bagi yang blv-nya peka, terkena panas
sedikit saja, kontan mandul," tambah Tanjung.
Bagi ahli andrologi (studi tentang kejantanan, terutama tentang
organ pria), pendapat Tanjung itu ternyata bukan hal baru. Ahli
Andrologi dari Surabaya, dr. Arief Adimulya mengatakan bahwa
sopir, masinis kereta api, juru masak, "memang orang-orang yang
potensial mandul," ujar Arief. Termasuk juga para pengendara
sepeda motor bebek. Untuk tidak membuat panik orang awam tentang
pendapat Tanjung ini, Arief menyebutkan juga beberapa sebab
kemandulan, di luar sebab teknis biologis. "Selain karena
panas," kata Arief, "obat-obatan juga bisa menjadikan seseorang
steril." Misalnya, obat-obatan yang mengandung kimia,
antibiotika yang berlebihan, obat hormon yang penggunaannya
tidak tepat, dan bisa juga karena gangguan seksual, misalnya,
disebabkan penyakit kelamin.
Kemandulan karena panas ini hanya terjadi pada kaum laki-laki.
Tapi menurut dr. Sudraji Sumapraja, 48 tahun, ahli andrologi dan
kini mengepalai Sub Bagian Reproduksi Manusia Bagian Kebidanan &
Kandungan RSCM Jakarta, kemandulan akibat panas bersifat
reversible. Artinya pembuatan sperma akan pulih kembali setelah
3 bulan. "Yang penting," kata Sudraji yang tesisnya berjudul
Beberapa Penelitian Klinik Pasangan Infertil (1980) "seberapa
lama dan seringnya seseorang menerima panas."
Sebaiknya perbedaan suhu antara buah zakar (scrotum) dan suhu
tubuh lainnya berselisih sekitar 2-3øC. Jadi bisa diduga, kalau
manusia sehat bersuhu sekitar 35-37øC. Menurut pengalaman
Sudraji, pasangan mandul karena selisih suhu tubuh dan buah
zakar sangat berbeda, berkisar 30-40% bisa ditolong. "Ada di
antaranya yang mandul karena efek placebo," kata Sudraji,
"meskipun tidak diobati, pasangan ini bisa sembuh sendiri."
Diceritakannya tentang pasien yang tidak bisa punya anak di
Indonesia, tetapi ketika tinggal di negeri dingin, sang istri
bisa hamil. "Ini kalau memang keduanya tidak ada kelainan yang
menghambat kehamilan," tambahnya.
Dr. Koentjoro Soehadi dari Surabaya yang kini sedang mendalami
andrologi kepada harian Jawa Post juga menyebutkan suhu badan
yang memuncak bisa mengakibatkan kemandulan yang reversible pada
pria. Testis yang merupakan pabrik sperma sensitif sekali
terhadap panas. "Itulah sebabnya," kata Koentjoro, "Tuhan
meletakkannya menggelantung." Sementara wanita, karena alat
kelaminnya berada dalam perut, kemungkinan kemandulan karena
panas boleh dikatakan tidak ada.
Kemandulan temporer bagi pria karena panas, menurut Sudraji bisa
juga terjadi pada mereka yang memakai celana ketat (seperti blue
jeans). "Karena scrotum bersinggungan terus dengan tubuh," kata
Sudraji, "sementara ventilasi pengatur suhu tidak ada."
Tampaknya mereka yang gemar berkain sarung tergolong orang yang
subur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini