Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Bergaya dengan

Popularitas jip melesat tinggi jumlah produksinya mengimbangi sedan. banyak golongan menyukainya karena praktis, hemat dan mempunyai nilai kejantanan. (gh)

2 Oktober 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JENNY Rachman jatuh cinta--pada pandangan pertama. "Begitu melihat Jimny, saya ingin sekali punya kata bintang film pemenang tiga piala Citra itu. Dan idaman hatinya itu akhirnya dimilikinya beberapa bulan lalu Warna pilihannya: cokelat tua. Sudah lama Jenny menyenangi kendaraan jenis jip. "Karakternya gagah dan sportif," katanya--meskipun sudah punya Mercedes Tiger wama putih. Deretan pujian kepada jip memang, bisa panjang jika yang mengucapkannya para penggemarnya sendiri. Kiki Maria, 20 tahun, menyimpulkannya: "Buat jalan-jalan oke, kuliah boleh, kegunung mantap, ke pesta juga keren. Pokoknya jip praktis, bisa dipakai ke mana saja." Jip tampaknya memang lagi in, pada golongan masyarakat menengah atas. Semula kebanyakan penggemarnya terbatas pada warga ABRI, pencinta alam dari remaja. Namun kini meluas. Makin banyak wanita, kalangan eksekutif dan mereka yang berusia setengah umur yang suka. Perubahan selera ini mulai terjadi pada 1980 - terlihat dari angka produksi kendaraan rakitan dalam negeri. Pada 1979, jumlah produksi jip hanya 9.691 - dibanding sedan yang 15.060. Tahun berikutnya, 1980, jip melonjak menjadi 21.158 dibanding sedan yang 22.468. Berbagai merk tersedia di pasaran. Yang menguasai tampaknya 4 besar: Cj-7 dari American Motor Company (.MC), Taft dan Hunder keluaran Daihatsu, Jimny dan Super Jimny buatan Suzuki serta Land Cruiser produksi Toyota. Harganya berkisar antara Rp 5,4 juta (Jimny) atau Rp 6,9 juta (Super Jimny) sampai sekitar Rp 9 juta untuk CJ-7 dengan bahan bakar solar. Mengapa penggemar jip meluas? Kondisi jalan yang buruk? Tampaknya bukan. Keadaan jalan di Indonesia boleh dikata kian hari malah kian baik. Kemacetan lalu lintas yang makin menjadi-jadi justru bisa menjadi salah satu alasan. Seperti diungkapkan salah seorang penggemarnya, dengan mengendarai jip "kita tidak takut senggolan". Pesatnya pembangunan juga boleh jadi ikut melambungkan jumlah permintaan pada jip: kendaraan dengan gardan ganda ini cocok untuk dipakai dalam berbagai proyek. Juga makin meluasnya kegemaran pada perjalanan lintas alam, termasuk camping dan mendaki gunung. Hanya memang tak jelas, benarkah makin banyaknya penggemar jip bisa diartikan bahwa nilai-nilai kejantanan (jip itu "lambang kejantanan' ) sedang mengalami pasang naik di Indonesia. Melambungnya harga BBM, dalam pada itu mendapat imbangan dengan munculnya berbagai jenis jip berbahan bakar irit dan murah, khususnya solar. Dan ini sekali lagi mungkin ikut membantu naiknya permintaan. Lagi pula ruangan jip yang luas (tidak semuanya), memperkuat citra sebagai kendaraan keluarga. "Lebih setengah produksi kami dimiliki orang yang sudah .berkeluarga. Menurut pengakuan yang kami terima 'tongkrongan' Toyota Land Cruiser tidak terlalu 'ngoboj' dan tempat duduknya luas," kata Dionysius Hendratmaka, Kepala Humas PT Toyota-Astra Motor. Bukan cuma remaja yang menyukai CJ-7. "Perbandingan pemakai kendaraan kami, dari kalangan muda dan yang setengah umur atau golongan eksekutif, sekitar separuh-separuh," ujar Hanafiaf dari Bagian Penjualan PT Djakarta Motor Co. Tapi Jimny tampaknya memang lebih disukai kalangan muda. Menurut Bagian Penjualan PT Indo Mobil Uuma, sekitar 60% Jimny dimiliki mereka itu. "Banyak pengusaha muda yang gemar kendaraan serba guna ini," ujar Narry Kretarto. SELAIN praktis, ada juga yang memilih jip karena alasan khusus. "Seorang pembantu yang sudah lama ikut kami, tidak bisa menekukkan kaki bila naik mobil. Jadi jip cocok buat keluarga," kata seorang direktur perusahaan di Jakarta. Ia menolak tawaran mobil Honda Accord atau Peugeot sebagai mobil dinasnya. Yang menarik, kepopuleran jip tampaknya mengagetkan sendiri para agennya di Indonesia. "Semula kami ragu memproduksi Jimny. Karena itu produksi petama kami pada akhir 1979 hanya seratus unit," kata Soebronto Laras, Direktur Utama PT Indo Mobil Utama. Di luar dugaan, kendaraan mungil itu laris. Kini perusahaannya kewalahan, tidak bisa melayani permintaan yang tiap bulan mencapai 600 unit. Banyak penggemar jip yang merasa kurang sreg kalau tak melengkapi kendaraannya dengan berbagai hiasan dan perlengkapan. Perlengkapan luar umumnya meliputi kertas film, stiker warna-warni yang per meter harganya Rp 3.500, kaca spion segi empat di sisi pintu, lampu-lampu tambahan seperti Cibie dan Hella di bemper depan. Yang kini sedang populer adalah lampu blitz merk The Strobodo, yang menyala kelap-kelip bila pedal rem diinjak, dan harganya sekitar Rp 30.000. Karpet sesuai dengan warna cat mobil, pengatur hawa (AC), pengharum ruang, kaset stereo lengkap dan radio CB (Citizen Band Transceiver) umumnya dianggap "perlengkapan interior standar" para pecandu jip. "Beberapa minggu yang lalu ada langganan yang tenang-tenang saja membayar Rp 3 juta mtuk melengkapi Toyota Land Cruisernya," ujar A Kiong, pemilik toko Remaja Motor di Jatinegara, Jakarta. Ternyata cukup banyak penggemar jip yang memang tidak tanggung-tanggung mengeluarkan duit buat "menghias". Mas Ulong, 31 tahun, seorang kontraktor di Rantau Prapat, Sumatera Utara, melapis dinding dalam CJ-7-nya dengan beledu buatan Italia, di samping berbagai perlengkapan "standar" lain. "Banyak perempuan bersuitan melirik saya bila mengendarai mobil ini. Untung bini saya bukan pencemburu," katanya. Kiki Adilukito, 25 tahun, dari Bandung, lain lagi. Dua tahun lalu ia membeli jip Willys buatan 1952 seharga Rp 1,3 juta. Mesinnya kemudian ia ganti dengan mesin baru merk Super Hurricane, dan tubuh mobil juga diganti berdasar disain dan garapan Kiki sendiri. Biaya yang dikeluarkan Rp 9 juta. "Saya tak akan menjual mobil ini, sekalipun ditawar mahal," ujar Ketua Ikatan Penggemar Jip Bandung (IPJB) ini. Di Surabaya, para mahasiswa IAIN Sunan Ngampel masih tetap melotot bila melihat Rektor III A. Mudjib Manan datang ke kampus mengendarai salah satu dari dua jip Willysnya, buatan 1948 dan 1953. Mobil ini gampang dikenali karena perlengkapannya yang khas. Sekelilingnya ditempeli besi pipa. Ada empat sekop ditempelkan di dua sisi. Ada juga dua kapak, lalu dua tabing pemadam kebakaran. Dan dua jeriken. "Kalau mobil tua begini mau awet, kuncinya hanya satu: jadikanlah sebagai istri kedua," ujar Mujib yang lulusan AlAzhar Kairo itu. Ia jarang sekali mengendarai mobil dinasnya yang Honda civic. Jip, yang pertama kali lahir di tahun 1943 sebagai kendaraan perang--hasil karya para ahli Korps Intendans Ankaun Darat Amerika Serikat--rupanya telah membuktikan diri sebagai kendaraan multi fungsi yang tangguh (istilah jip sendiri lahir dari sebutan GP = general purpose = serba guna). Di Indonesia masih banyak bertebaran berbagai merk jip tua--antara lain--Gaz, DKW, Puch, Nissan dan Willys. Sebagian telah berubah bentk. Menjadi oplet misalnya. LANTAS di banyak kota tumbuh pula kecenderungan di antara penggemar untuk mendirikan klub. Di Jakarta misalnya, sekitar 200 pemakai Jimny saat ini menjadi anggota Jimny Highway Club. Kegiatan organisasi yang dibentuk April 1982 ini misalnya aksi sosial dan usaha membantu panitia j)cnyelenggara pertandingan olahraga. Penggemar CJ-7 mempunyai Indonesia Jeep Club yang berdiri Oktober 1980. "Tujuannya melatih ketangkasan mengendarai jip serta ikut melaksanakan ketertiban umum di jalan-jalan," kata ketuanya Brigjen Zahid Husein, 56 tahun. Klub ini pernah tiga kali menyelenggarakan rally khusus untuk para anggotanya. Ada gagasan di antara para penggcmar jip di Jakarta untuk membentuk Four Wheels Drive Club (FWDC), buat semua pemilik kendaraan serba guna. Malah disebut-sebut juga rencana menyelenggarakan semacam Jamboree Jip. Jadi peranakan mobil perang itu tampaknya akan makin menyerbu kehidupan golongan menengah atas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus