Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Berpikir Positif saat Sedih dan Kecewa, Bisakah?

Berpikir positif adalah hal yang baik tetapi tidak lantas membuat harus selalu positif. Berikut saran psikiater.

3 Februari 2022 | 07.56 WIB

Ilustrasi berpikir/menimbang. Shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi berpikir/menimbang. Shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mencoba berpikir positif saat sedang kecewa tidak mudah. Spesialis kejiwaan Santi Yuliani mengatakan tidak mudah berpikir positif ketika dilanda kesedihan atau kekecewaan sebab kita juga tidak didesain untuk selalu positif.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Dan kita perlu waktu untuk perlahan menerima dan mengarahkan pikiran jadi lebih rasional," kata Santi, melansir akun Instagramnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dia menambahkan berpikir positif adalah hal yang baik tetapi tidak lantas membuat harus selalu positif. Emosi negatif yang datang menurutnya sesekali dibutuhkan. Daripada selalu berusaha untuk berpikir positif, Santi justru menyarankan untuk melatih mengatasi pikiran negatif tersebut. Bagaimana melatihnya? Berikut cara-cara yang bisa dilakukan.

Kurangi label negatif pada diri
Untuk bisa berpikir positif, otak membutuhkan referensi hal baik yang ada dalam diri. "Sering melabeli diri dengan hal negatif seperti 'Aku enggak layak', 'Aku enggak mampu', 'Aku jelek', 'Aku tidak berhak', sama seperti menumpuk referensi negatif di otak sehingga otak menjadi sulit mencari referensi positif," ungkap Santi.

Apakah orang di sekitar terlalu negatif?
Lingkungan sangat mempengaruhi cara berpikir. Ketika lingkungan dipenuhi orang yang negatif, Anda akan mengalami kesulitan untuk berpikir positif.

Apakah Anda sudah adil terhadap diri sendiri?
Apakah sudah membuat catatan mengenai hal positif? Apakah sudah mencatat kelebihan yang dipunya dibanding orang lain? Jangan-jangan, Anda hanya mencatat hal negatif yang ada pada diri? Jangan-jangan, Anda membandingkan kekurangan dengan kelebihan orang lain?

Apakah target masuk akal dan spesifik?
Membuat target yang terlalu tinggi akan membuat sulit dicapai dan akhirnya saat gagal mencapainya akan membuat terpuruk dan merasa tidak mampu. Karena itu, buatlah target yang spesifik agar lebih mudah menentukan langkah yang harus dilakukan untuk mencapai target tersebut. Mulailah melihat hal baik yang ada di dalam diri. Santi menyarankan untuk melatih otak untuk mengumpulkan informasi-informasi yang memotivasi dan memberikan energi baik supaya referensi semakin kaya dan terampil untuk berpikir positif.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus