Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Tips Kelola Gout dan Asam Urat selama Ramadan

Berikut saran pakar agar kadar asam urat dan gout tetap terjaga selama menjalani puasa Ramadan dan tidak menimbulkan masalah.

9 Maret 2025 | 19.00 WIB

Ilustrasi asam urat. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi asam urat. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Riset menunjukkan berpuasa selama 12-14 jam bisa menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan bahkan kanker. Akan tetapi, kita mesti memastikan yang sebaiknya dihindari selama Ramadan oleh pemilik masalah seperti asam urat atau gout.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam tulisannya untuk The Daily Star, 9 Maret 2025, pakar diet di Departemen Diet dan Nutrisi United Hospital di Bangladesh, Chowdhury Tasneem Hasin, menjelaskan tidak minum air selama puasa Ramadan sebenarnya tidak berbahaya. Namun, hal ini menyebabkan penumpukan semua jenis cairan di tubuh dan memicu dehidrasi ringan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Karena itu, puasa Ramadan bisa memperparah gejala gout dan menyebabkan kenaikan kadar asam urat karena dehidrasi meningkatkan pembentukan kristal asam urat di persendian. Kemudian, puasa bisa memicu berkurangnya produksi urine, yang selanjutnya meningkatkan konsentrasi asam urat di tubuh.

"Tubuh memiliki sistem penyimpanan air sendiri. Sekitar 2-2,5 liter air dibutuhkan selama Ramadan untuk membantu membilas asam urat keluar sistem. Kebutuhan air ini bervariasi pada masing-masing orang," jelas Hasin.

Ia pun melanjutkan, "Idealnya, selama bulan suci Ramadan pola makan kita tak jauh berbeda dengan hari biasa dan sesimpel mungkin. Tujuannya untuk menjaga berat badan tetap stabil, menghindari penambahan atau penurunan berat badan."

Yang Perlu Dihindari

Minuman tinggi fruktosa, sirup jagung, dan gula. Kemudian, sebagian orang mengonsumsi makanan tinggi purin selama Ramadan, yang bisa memicu serangan gout. Batasi makanan tinggi purin seperti daging merah dan jeroan seperti hati, ginjal, atau otak, daging olahan, daging tinggi lemak seperti burung dara dan bebek, ikan laut macam herring, sarden, makerel, udang, dan sejenisnya.

Batasi juga olahan makanan dari produk-produk daging yang tinggi purin. Begitu juga makanan ultraproses seperti camilan kemasan dan makanan cepat saji. Terlalu banyak makan kacang-kacangan dan oat juga tidak dianjurkan, begitu juga ikan asin, tulang dan telur ikan, juga kepalanya.

Sayuran dan buah yang mengandung asam urat tinggi seperti bayam, oyong, tomat, terong, petai, kacang panjang, kembang kol, bit, wortel, air kelapa muda, kelapa, kacang kering, dan lentil. Sesuaikan pula kebutuhan air dan makanan selama Ramadan. 

Untuk mencegah kehilangan otot yang bisa memperparah gout, makanan harus mengandung cukup nutrisi yang bisa menambah tenaga. Atur pola makan dengan proporsi karbohidrat, lemak, dan protein yang seimbang.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus