SEMENTARA kerja sama internasional diperkuat dalam memerangi AIDS, itu penyakit yang menakutkan, perpecahan semakin runcing terjadi pada dua penemu virus penyebab AIDS: Luc Montagnier dari Prancis dan Robert Gallo dari Amerika Serikat. Pertengkaran di antara mereka telah menjadi isu yang dibicarakan luas, sampai di kedai-kedai kopi. Beberapa pengamat menyebutkannya sebagai perdebatan terburuk dalam sejarah ilmu pengetahuan. Polemik yang berpangkal pada siapakah yang mula-mula menemukan virus AIDS itu memuncak akhir bulan lalu, setelah April sebelumnya Lembaga Paten Amerika Serikat menerima gugatan Montagnier. Yang ikut memperbesar persoalan, pertengkaran dua ahli virologi itu melibatkan dua lembaga penelitian yang sangat terkenal di dunia Institut Pasteur di Paris dan Institut Kesehatan Nasional di Bethesda, Amerika Serikat. Selain merupakan kebanggaan negara masing-masing, dua lembaga penelitian ini juga ujung tombak penemuan-penemuan baru mengatasi AIDS (Aquired Immune Deficiency Syndrome) -- penyakit yang menghancurkan daya tahan tubuh. Dilihat dengan kaca mata yang sehat, penemuan penting mengenal penyakit baru itu bisa dikatakan hasil kerja sama kedua ilmuwan dari dua negara tersebut. Namun, dilihat dengan kaca mata komersial, siapa yang lebih dulu menjadi penting. Ini menyangkut hak paten yang kelak akan berkaitan dengan pembuatan reagensia, media laboratorium untuk melacak kehadiran virus, juga terapi AIDS, khususnya pembuatan vaksin untuk keperluan vaksinasi. Dengan kata lain, hak paten menentukan royalti harus dibayarkan ke mana. Kalau sudah bicara soal uang, tujuan mengatasi penyakit dan ikhtiar soal ilmu pengetahuan menjadi masalah kedua. Gallo, yang mewakili kubu Amerika, ilmuwan yang flamboyan dan lancar bicara, tampak kurang agresif dalam polemik -- entah karena merasa salah, entah memang segan berdebat. Ia mengakui pertengkaran itu tak seharusnya terjadi. "Idealnya," katanya, "kerja sama harusnya memacu penelitian ke arah pencarian vaksin yang kini sangat diperlukan, bukan untuk hal-hal lain yang penuh perhitungan." Kekhawatiran Gallo adalah kekhawatiran para peneliti, dan juga masyarakat umumnya. Yang mencemaskan, pertengkaran soal hak paten akan menghambat perbagai penelitian tentang AIDS yang kini dipompa keras, berlomba dengan keganasan penyakit itu memburu korban. Masalahnya, semua penelitian yang kini masih berlanjut memang berpangkal pada virus yang lagi dipertengkarkan. Pertanyaannya, virus itu milik siapa, dan apakah harus membayar bila memanfaatkannya. Serangan gencar yang berapi-api datang dari Luc Montagnier, ilmuwan Prancis yang bertubuh kecil, sederhana, dan malah pendiam. Sebenarnya sudah sejak awal penemuan Robert Gallo diumumkan, Montagnier sudah ribut. Namun, ledakan berita perihal korban AIDS membuat protes Montagnier dan Lembaga Pasteur, tempat ia bekerja, hilang dari permukaan. Toh memang sulit menentukan siapakah yang sebenarnya lebih dahulu menemukan virus penyebab AIDS. Yang diketahui sampai kini, virus itu ditemukan hampir bersamaan di Paris dan Bethesda. Namun, karena publikasi AS dan penelitian di sana lebih gencar, Robert Gallo akhirnya lebih populer. Gejala AIDS ditemukan memang di Amerika Serikat pada 1981, di Lembaga Pengontrol Penyakit Menular, Atlanta. Ketika itu disebut sebagai gay cancer atau kanker kaum homo. Muncullah kemudian Dr. Robert Gallo, yang membangun teori -- belum dengan pembuktian hasil penelitian -- penyebab penyakit baru itu adalah virus yang menyerang salah satu jenis sel T, dan kemudian menimbulkan kanker darah. Teori ini persis sama dengan pendapatnya ketika menemukan penyebab penyakit leukemia sejenis kanker darah. Penyebab leukemia, yang ditemukan Gallo, kemudian dikenal sebagai HTLV I (Human T-lymphotropic Virus). Bedanya dengan gay cancer, menurut Gallo, virus yang baru itu menyerang dan menimbulkan kanker pada jenis sel T yang lain -- ada bermacam-macam sel T yang semuanya berperan sangat penting dalam sistem pertahanan tubuh. Gallo, kala itu, mengatakan, akan memburu virus penyebab gay cancer yang diperkirakannya mirip dengan penyebab leukemia. Januari 1982, bersamaan dengan awal penelitian Gallo, Institut Pasteur Paris tertarik pula meneliti penyakit kaum homo itu waktu itu mulai terkenal dengan nama AIDS berdasar gejalanya. Tahun 1983 Dr. Luc Montagnier berhasil mendapatkan virus yang dicari. Ia menamakannya sebagai LAV (Lymphadenopathy Associated Virus). Dinamakannya begitu karena gejala serangan awal virus itu adalah benjolan-benjolan di kelenjar lympha -- kelenjar yang memproduksi sel T. Montagnier kemudian juga menolak hipotesa Gallo bahwa penyebab AIDS mirip dengan penyebab leukemia. LAV, kata Gallo, tidak menimbulkan kanker. Penemuan LAV memang diumumkan majalah Science terbitan Mei 1983. Namun, dalam argumentasi Montagnier tak diuraikan terinci tentang perbedaan pendapatnya dengan Gallo. Dan, yang penting, tidak secara terinci menguraikan struktur genetik LAV -- yang selain khas memang rumit dan aneh. Toh Montagnier berhasil memotret LAV dengan jelas. Juli 1983, dalam sebuah pertemuan ilmiah, Gallo menyerang Montagnier. Membalas kritik Montagnier di majalah Science, Gallo menyatakan tetap bertahan pada pendapatnya perihal HTLV. Merasa penasaran Montagnier kemudian mengirimkan penemuannya ke Institut Kesehatan Nasional Bethesda, tempat Gallo bekerja, juga ke Atlanta tempat gejala AIDS ditemukan. September 1983, datang permintaan resmi dari Institut Kesehatan Nasional AS pada Montagnier, agar mengirimkan lagi virus LAV. Lembaga Pasteur agaknya lalu menjadi berhati-hati. Pengiriman kemudian diikuti penandatanganan semacam kontrak, virus yang dikirimkan hanya boleh dimanfaatkan untuk penelitian. Institut Kesehatan Nasional, tampaknya, tak menganggap kontrak itu serius, dan dengan ringan menandatanganinya -- tercantum di sana tanda tangan Dr. Mikulas Popovic. Lembaga Pasteur ternyata serius. Masih pada bulan yang sama, Montagnier juga mendaftarkan virusnya ke lembaga paten di Inggris bahkan juga di Amerika Serikat. Inggris memberi jawaban, dan AS lagi-lagi tak menganggapnya serius. April 1984, Montagnier terkejut setengah mati. Menteri Kesehatan Amerika Serikat Margaret Hackler, bersama Dr. Robert Gallo, mengumumkan bahwa virus penyebab AIDS telah ditemukan. Namanya HTLV III. Penemunya tak lain Robert Gallo. Dalam pengumuman itu ada pula kalimat yang ditujukan pada Lembaga Pasteur Paris: ucapan terima kasih atas kerja sama mencoba menaklukkan AIDS. Justru kalimat itu yang membuat Montagnier naik pitam dan protes. Toh protesnya sayup. Publikasi Gallo tentang HTLV III dan kaitannya dengan AIDS ternyata jauh lebih jelas. Kemungkinan besar karena studi yang sangat intensif dan besar-besaran di Amerika Serikat. Gallo juga melengkapi penemuannya dengan struktur genetik HTLV III dan bagaimana virus itu menghancurkan sel-sel T lewat cara berkembang biak yang aneh. Dari perbandingan uraian terlihat pula, memang terdapat perbedaan tipis antara HTLV III penemuan Gallo dan LAV penemuan Montagnier. Perbedaan terjadi karena pengambilan sumber virus yang berbeda. Di Afrika, tempat asalnya, dikenal beberapa jenis virus penyebab yang memiliki perbedaan kecil. Kini malah sudah ditemukan virus yang memiliki perbedaan besar, yaitu HTLV IV atau LAV II. Memang sulit menentukan apakah Gallo "mencuri" penemuan Montagnier, tapi ilmuwan AS itu memang membuat kesalahan besar. Dalam publikasinya, ia menggunakan foto-foto LAV bikinan Montagnier. Tahun 1985 penelitian berlanjut, dan Amerika mengembangkan sistem pemeriksaan darah untuk melacak HTLV III. Berjuta-juta reagensia diproduksi untuk pemeriksaan itu, di bawah paten -- nah -- yang didaftarkan Robert Gallo. Inilah yang dituntut Montagnier. "Kesibukan saling menuntut itu akan membuat mereka jadi tertinggal dalam penelitian," ujar Dr. James Curran, seorang ahli dari Lembaga Pengontrol Penyakit Menular, Atlanta, tentang Gallo dan Montagnier. Ahli itu benar, dalam penemuan-penemuan baru perihal rincian struktur genetik virus penyebab AIDS -- yang mungkin lebih penting -- nama kedua ahli itu tidak lagi tercantum. Jim Supangkat, Laporan Sapta Adiguna (Paris)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini