Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Cara Menghitung Weton Pasangan untuk Pernikahan, Jodoh atau Tidak?

Ketahui cara menghitung weton jodoh untuk pernikahan. Perhitungan dilakukan dengan menjumlahkan neptu pasangan.

15 Agustus 2024 | 15.18 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kotak perhiasan dan cincin mas kawin terlihat di lapak penjual cinderamata dan sovenir pernikahan di Pasar Jatinegara, Jakarta, Senin, 20 Juli 2020. Sepinya acara pernikahan pada masa pandemi Covid 19 mengakibatkan para pedagang cinderamata mengalami kerugian hingga 70 persen. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Weton adalah istilah dalam budaya Jawa yang merujuk pada perhitungan hari kelahiran seseorang berdasarkan kalender Jawa. Weton dianggap memiliki peran penting dalam menentukan banyak aspek kehidupan, termasuk kecocokan jodoh. Tradisi cara menghitung weton jodoh ini bahkan telah diwariskan dari generasi ke generasi dan masih banyak dipercaya hingga saat ini. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perhitungan weton jodoh untuk sering dilakukan untuk melihat apakah pasangan yang berencana menikah memiliki kecocokan atau tidak. Salah satu caranya adalah dengan menghitung sisa neptu. Lantas, bagaimana cara menghitung weton jodoh untuk pernikahan? 

Apa Itu Weton dan Neptu? 

Weton dalam budaya Jawa terdiri dari dua komponen utama, yaitu hari lahir dan hari pasaran. Hari pasaran merujuk pada siklus lima hari dalam kalender Jawa yang terdiri dari Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sedangkan hari dalam pekan mengikuti sistem tujuh hari yang umum, yaitu Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu. 

Kombinasi dari hari lahir dan hari pasaran ini akan menghasilkan sebuah neptu.  Misalnya, seseorang yang lahir pada hari Senin Legi memiliki weton Senin Legi. Setiap weton memiliki nilai numerik yang diambil dari jumlah neptu. Jumlah neptu kemudian digunakan dalam perhitungan untuk menentukan kecocokan jodoh. 

Cara Menghitung Weton Jodoh dengan Sisa Neptu

Dilansir dari buku Primbon Praktis, untuk menentukan jodoh atau tidaknya pasangan bisa dilakukan dengan menghitung neptu dan hari pasaran. Berikut caranya.

1. Tentukan Neptu Hari dan Pasaran

Dalam menghitung weton jodoh, cara pertama adalah menentukan neptu dari hari pekan dan hari pasaran masing-masing orang. Berikut adalah tabel neptu untuk hari pekan dan pasaran:

Nilai Hari Lahir:

-   Senin: 4

-   Selasa: 3

-   Rabu: 7

-   Kamis: 8

-   Jumat: 6

-   Sabtu: 9

-   Minggu: 5

 Nilai Hari Pasaran:

-   Legi: 5

-   Pahing: 9

-   Pon: 7

-   Wage: 4

-   Kliwon: 8

Sebagai contoh, misalnya seseorang lahir pada Selasa Kliwon, maka neptunya adalah 3 (Selasa) + 8 (Kliwon) = 11. Begitu juga, jika pasangannya lahir pada Jumat Pon, maka neptunya adalah 6 (Jumat) + 7 (Pon) = 13.

2. Menjumlahkan Neptu Kedua Pihak dan Menentukan Sisanya

Setelah mendapatkan neptu masing-masing, langkah selanjutnya adalah menjumlahkan neptu kedua belah pihak lalu dibagi 10. Contohnya, jika neptu A adalah 11 dan neptu B adalah 13, maka jumlah neptu keduanya adalah 11 + 13 = 24. Kemudian hasil penjumlahan tersebut dibagi dengan dengan 10 dan akan mendapatkan sisa 4.

Namun apabila neptu yang dibagi 10 sisanya lebih dari 7, maka jangan dibagi 10, melainkan dibagi 7. Sebagai contoh, jika pasangan pria lahir pada Rabu Pahing, berarti neptunya 7+9 = 16. Kemudian pasangan wanitanya lahir Sabtu Wage dengan neptu 9+4= 13.

Apabila dijumlahkan berarti 16+13=29. Lalu dibagi 10 akan sisa 9. Maka jangan dibagi dengan angka 10, melainkan 7. Jadi 29:7 = 4 dengan sisa 1.

3. Menginterpretasikan Hasil Perhitungan

Hasil sisa pembagian tersebut kemudian diinterpretasikan dengan mengacu pada tabel kecocokan jodoh dalam tradisi Jawa. Berikut adalah interpretasi umum berdasarkan jumlah neptu:

  • Sisa 1 = Wasesa Sagara, menandakan kehidupan yang berkecukupan dan bahagia, berwibawa, luas budinya, sabar, pemaaf.
  • Sisa 2 = Tunggak Semi, murah rezeki
  • Sisa 3 = Satriya Wibawa, mendapat keluhuran dan kemuliaan
  • Sisa 4 = Sumur Seneba (banyak yang datang berguru)
  • Sisa 5 = Satriya Wirang, mengalami dukacita dan malu
  • Sisa 6 = Bumi Kapethak, banyak mengalami dukacita dan malu
  • Sisa 7 = Lebu Katiyup Angin, Tidak kesampaian cita-citanya, sering pindah rumah

RIZKI AYU DEWI, berkontribusi dalam penulisan artikel ini. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus