MASIH ingat David? Itu, anak laki-laki 12 tahun yang sejak lahir tak bisa hidup di dunia bebas dan dikenal sebagai "bocah gelembung". Sistem kekebalan tubuhnya tidak bekerja, sehingga kuman yang kurang berarti sekalipun akan membahayakan hidupnya. Karena itulah sejak lahir dia dimasukkan ke ruangan steril. Ketika berumur enam tahun, David bisa keluar dari "rumah"-nya dengan pakaian khusus, mirip baju astronot, yang dibuat khusus oleh lembaga penerbangan dan antariksa AS (NASA). Tapi David tumbuh dengan cepat hingga pakaian itu tidak muat lagi. Ia harus kembafi ke "rumah"-nya, yang terdiri dari empat ruangan yang memiliki filter udara, terbuat dari plastik dan plexiglass. Ruangan yang terbesar, kamar bermain, berukuran 3 X 2 meter. Setelah bertahun-tahun hidup begitu, hari Selasa 7 Februari yang lalu, untuk pertama kali, dia keluar dari kepompongnya itu, di rumah sakit anak-anak Texas, Houston, AS. Menyambut pembebasan itu, ibu, ayah, dan kakak perempuannya yang berusia 15 tahun langsung merangkul dan mencium David. Bagaimanapun, pelampiasan rasa sayang dan rindu itu belum sempurna. Sebab, kedua orangtua dan saudaranya masih harus mengenakan mantel putih, masker, dan sarung tangan. "Tetapi mereka gembira bukan main karena untuk pertama kalinya bisa menyentuh anak itu. Ibunya terpesona ketika mengetahui betapa tebal rambut David," ucap juru bicara rumah sakit. David begitu bebas langsung meminta minuman Coca Cola. David dibebaskan dari gelembungnya agar dokter bisa menangani muntah-muntah, diare, dan demgam yang dideritanya. Penyakit ini, kata para dokter, tidak mengancam jiwa David, tapi "pembebasan" itu diperlukan agar bocah tadi bisa ditangani lebih efektif. Walau telah keluar dari gelembung, David belum bebas seratus persen. Sekarang dia ditempatkan dalam suatu unit perawatan yang terdiri dari dua ruangan suci hama, supaya dokter gampang mengawasinya. Dan sanak saudara, terutama ibunya, Carol, bisa menjenguk dan mengamatinya lebih leluasa. David, yang nama keluarganya dirahasiakan untuk melindunginya, merupakan satu-satunya anak dengan kerusakan sistem kekebalan tubuh yang bisa bertahan begitu lama. Biasanya, anak seperti ini hanya mencapai usia dua tahun. Sekitar 60-10C bayi yang lahir tiap tahun di AS kena penyakit itu. Ketika David berusia empat bulan, sebuah foto yang diterbitkan majalah Life, Januari 1972, menunjukkan ibunya memeluknya dari luar tabung kaca. Carol menggendongnya di dalam kotak steril itu melalui sarung tangan yang ditempelkan di dinding kotak itu. Oktober lalu, dokter melakukan cangkok sumsum tulang terhadap David sebagai upaya untuk membebaskan anak itu sepenuhnya dari pengasingan. Cangkok itu sendiri masih bersifat coba-coba dan riskan. Sumsum tulang yang dicangkokkan berasal dari kakak kandung David. Dua minggu yang lalu, dokter yang menanganinya menyebutkan bahwa immunoglobulin (zat penangkis penyakit) dan jumlah butir darah putihnya sudah meningkat. Pada anak-anak yang menderita cacat dalam sistem kekebalan tubuh, sel darah putih sangat kuran. Terutama sel darah outih tipe T. yang berperanan mempertahankan tubuh dari serangan virus dan berbagai kuman. Sel-sel darah putih tipe T ini biasanya dibuat dalam bentuk mentah di tulang sumsum, untuk kemudian dimatangkan di kelenjar thymus yang terdapat di rongga dada. Cangkok sumsum tulang yang dilakukan Dr. William Shearer tempo hari ditujukan untuk memancing pertumbuhan sistem pertahanan tubuh si David. Yang dikhawatirkan, tubuh David akan menolak sumsum tulang yang dicangkokkan. Hati dan saluran pencernaannya bisa terganggu dan menampilkan gejala pusing, diare, dan demam, seperti yang diderita anak itu kini. Tetapi Shearer menganggap gejala itu positif, sebagai tanda mulai berkembangnya sistem pertahanan tubuh David. Tes darah yang telah dilakukan menunjukkan, sel-sel kakak David bisa bertahan. "Hasil yang lebih jelas baru bisa diketahui sebulan lagi," ujar Shearer.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini