Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan Eni Gustina memaparkan alasan pentingnya mencuci tangan menggunakan sabun. Tanpa sabun, kuman yang masih menempel di tangan dapat meningkatkan risiko terkena diare.
Hasil Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan pada 2007 menunjukkan kematian anak usia 1-4 tahun disebabkan diare. Angkanya mencapai 25,2 persen. Sedangkan data Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia atau Global Hand Washingday 2017 menunjukkan 1,7 juta anak meninggal karena diare dan radang paru-paru per tahun. "Data-data ini mengingatkan kita bahwa cuci tangan sangat penting," katanya di ruang rapat Gedung Sujudi Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Jumat, 13 Oktober 2017.
Baca: Mitos dan Fakta di Balik Anjuran Mencuci Tangan
Menurut Eni, diare disebabkan kuman yang masuk ke tubuh manusia. Kuman itu salah satunya berasal dari bakteri di tangan. Golongan rentan terkena penyakit adalah anak-anak, khususnya bayi. Eni mengimbau masyarakat menyadari pentingnya mencuci tangan menggunakan sabun. Sekitar 80 persen kuman akan mati bila membersihkan tangan dengan sabun. Alasannya, sabun mengandung soda yang berfungsi membunuh kuman tersebut. "Cuci tangan pakai air hanya 50 persen kuman yang lepas," ujarnya.
Eni menambahkan, kuman itu menempel hampir di semua benda. Setelah beraktivitas di luar rumah, debu yang melekat di tubuh manusia juga mengandung banyak kuman. Eni menganjurkan masyarakat mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, sesudah buang air besar atau kecil, serta setelah memegang sesuatu. "Sayangnya, masih banyak yang belum melakukan itu," ucapnya.
Baca: Kenapa Cuci Tangan Harus Pakai Sabun?
Global Handwashing Day diperingati setiap 15 Oktober. Pemerintah mengajak masyarakat bersama-sama menjaga kesehatan dengan mencuci tangan pakai sabun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini