Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Daging merah sering diklain tak baik buat kesehatan dan dikaitkan dengan lemak dan kolesterol tinggi yang bisa memicu berbagai penyakit. Bernarkah efek buruknya lebih banyak dari yang baik?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Yang termasuk kategori daging merah adalah semua jenis daging berwarna merah, biasanya sumbernya bukan unggas atau ikan. "Mudahnya, pikirkan daging dari hewan berkaki empat," kata Kearson Petruzzi, pakar diet di Pusat Nutrisi Manusia Cleveland Clinic.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Daging jenis itu punya warna khas karena mengandung mioglobin lebih banyak dibanding ayam dan ikan. Kadar mioglobin di otot hewan menunjukkan warnanya, menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA).
Lalu, nutrisi apa saja yang bisa didapat dari daging merah? Daging jenis ini mengandung beberapa zat gizi seperti zinc, zat besi, dan rangkaian vitamin B, juga sedikit mineral selenium dan vitamin niasin.
"Daging merah juga sumber bagus protein berkualitas tinggi yang lebih mudah diserap dibanding protein nabati," jelas Josh Redd, pendiri RedRiver Health and Wellness serta penulis The Truth About Low Thyroid, kepada USA Today.
Ketika mendapatkan protein dari sumber daging, Redd mengingatkan beberapa ons daging tak setara dengan beberapa gram protein. "Satu ons daging mengandung sekitar 7 gram protein," jelasnya.
Artinya, 6 ons daging steak mengandung 42 gram protein dan sudah memenuhi standar asupan harian yang dianjurkan CDC. Ingat juga, sumber protein selain daging merah termasuk telur, keju, yogurt Yunani, dan daging dari binatang lainnya. Petruzzi menyebut vitamin dan mineral pada daging merah juga da pada unggas, ikan, kacang-kacangan, sumber nabati.
Apakah daging merah buruk buat kesehatan?
Makan daging merah memang tak dianjurkan untuk pola makan sehat, bahkan berisiko menyebabkan masalah kesehatan jika terlalu sering dikonsumsi. Rekomendasi umum adalah menyantap daging merah cukup sekali seminggu.
Petruzzi juga mengingatkan lemak jenuh pada daging merah yang bisa meningkatkan kolesterol jahat atau LDL. Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan daging merah ke dalam kelompok karsinogen 2A, zat yang sering disebut bisa memicu kanker.