Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lipan atau kelabang menjadi musuh domestik umumnya keluarga di Indonesia. Makhluk ini avertebrata ini suka tempat lembab nan gelap, atau celah-celah sempit. Gigitannya bisa menyebabkan demam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, ternyata lipan adalah komoditas ekspor. Makhluk ini bisa dijual dalam bentuk sate lipan ke Vietnam dan China. Ricky Santri Kurniawan (22), bahkan mengekspor sate kelabang sebanyak 100.000 ekor atau 460 kg.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemuda asal Perdaungan Serdang Berdagai, Sumatera Utara itu, langsung jadi pembicaraan warganet. Ia mengekspor komoditas itu dengan harga Rp1,2 juta per kilogram. Lipan yang cacat biasanya jadi pakan ikan arwana, sementara yang bagus dan utuh dijadikan sate atau dikeringkan. Bahkan ada yang jual sate lipan untuk dikonsumsi.
Vietnam dan China sejak dulu menjadikan lipan alias kelabang sebagai obat dan dikonsumsi. Di pasar tradisional atau pusat kuliner tradisional di Beijing, sate lipan sangat mudah ditemukan. Wisatawan bisa mencicipinya di Donghuamen Night Market, Beijing. Di lapak-lapak kaki lima itu, dijajakan sate kelabang, kalajengking hingga sate kuda laut. Masyarakat Cina meyakini, makanan-makanan itu nikmat sekaligus berkhasiat.
Pasar malam Donghuamen sudah ada sejak 1984, dan menjadi tujuan wisatawan yang ke Beijing untuk makan malam atau sekadar mengudap makanan ringan ekstrem itu. Penjaja di pasar itu menyebut, kalajengking ketika sudah digoreng, bisanya hilang. Berbagai ukuran kalajengking goreng dijaja di situ. Soal rasa, merupakan perpaduan antara popcorn garing dengan mentega. Pilihan bumbu yang ditawarkan berupa pedas, manis, dan gurih.
Lipan atau kelabang yang digoreng yang tampil seperti sate, juga populer selain kalajengking goreng itu. Rasa kelabang mirip dengan kalajengking, namun after taste-nya agak pahit. Biasanya dimakan dengan merica dan garam tambahan. Selain, dua binatang berbisa, pasar ini juga menyediakan belalang goreng – makanan yang populer pula di Indonesia.
Namun, karena belum terbiasa, wisatawan dari Indonesia umumnya jarang yang mau mengudap kuliner ekstrem itu. Nah, berani tantangan makan kelabang atau kalajengking itu?