Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Diagnosis dan Cara Penanganan Asfiksia, Kondisi Tubuh Kekurangan Oksigen

Asfiksia adalah kondisi ketika tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen sehingga dapat memengaruhi cara bernapas.

9 September 2023 | 05.55 WIB

ilustrasi sesak napas. shutterstock.com
Perbesar
ilustrasi sesak napas. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Asfiksia adalah kondisi ketika tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen sehingga dapat memengaruhi cara bernapas. Kondisi ini juga dapat menyebabkan pingsan atau bahkan kematian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Asfiksia memiliki jenis-jenis yang beragam. Pertama, asfiksia mekanis. Asfiksia ini terjadi ketika suatu benda atau kekuatan fisik menghentikan seseorang untuk bernapas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kedua, asfiksia traumatis. Asfiksia ini terjadi ketika kekuatan eksternal yang kuat (trauma) pada rongga dada (ruang di tubuh yang dikelilingi tulang rusuk, otot, jaringan, dan kulit) menyebabkan sesak napas traumatis. Dilansir dari Cleveland Clinic, kondisi tersebut memaksa darah dari jantung kembali melalui pembuluh darah ke leher dan otak,

Ketiga, asfiksia perinatal (kelahiran). Asfiksia ini terjadi ketika bayi tidak mendapatkan cukup oksigen tepat sebelum, selama, atau setelah kelahiran.

Keempat, asfiksia tekan (kompresi). Asfiksia ini terjadi ketika kekuatan eksternal yang kuat menekan dada atau perut. Keempat jenis asfiksia tersebut harus membutuhkan perawatan segera karena termasuk dalam keadaan darurat medis. 

Cara Mendiagnosis Asfiksia

Jika bersama seseorang yang tiba-tiba tidak bisa bernapas, tanyakan apakah mereka tersedak. Lalu, jika mereka tidak dapat merespons, maka cari tanda dan gejala berikut:

  • Mencengkeram tenggorokan (tanda universal untuk memberi tahu orang-orang bahwa tersedak)
  • Batuk dangkal
  • Mengi (siulan bernada tinggi ketika bernapas)
  • Ketidakmampuan untuk berbicara
  • Pingsan

Jika tidak bisa bernapas terjadi pada bayi, carilah perubahan pada perilaku mereka, termasuk kesulitan bernapas, tangisan lemah, atau batuk dangkal.

Penting pula diingat bahwa seseorang yang sedang tidak bisa bernapas jangan diberikan minum. Sebab, minuman dapat semakin menghalangi jalan napas.

Sementara itu, jika benda asing sebagian menghalangi jalan napas, penyedia layanan kesehatan akan melakukan tes menggunakan sinar-X atau bronkoskopi untuk menemukan dan menghilangkan penyumbatan.

Cara Penanganan Asfiksia

Tidak perlu khawatir, terdapat cara untuk menangani asfiksia yang sesuai dengan penyebabnya. Dilansir dari Healthline, berikut adalah cara penanganan asfiksia.

1. Resusitasi Kardiopulmoner (CPR)

CPR adalah prosedur yang melibatkan kompresi dada untuk meningkatkan sirkulasi darah dan oksigen. 

2. Manuver Heimlich

Manuver Heimlich adalah teknik pertolongan pertama yang menggunakan dorongan perut di bawah diafragma untuk menghilangkan benda asing dari saluran udara seseorang.

3. Terapi oksigen

Terapi oksigen mengantarkan oksigen ke paru-paru seseorang yang melibatkan ventilator, tabung pernapasan, masker, atau tabung hidung berisi oksigen.

4. Obat-Obatan

Obat-obatan dapat membantu seseorang meringankan efek dari reaksi alergi, serangan asma berat, atau overdosis obat yang menyebabkan asfiksia. Biasanya, jenis obat yang digunakan untuk menangani asfiksia seperti epinefrin (EpiPen).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus