BANYAKLAH akal orang untuk meringankan beban dari serangan
rematik. Kedokteran modern sendiri belum punya obat cespleng
untuk penyakit ini. Karena itulah orang menoleh kepada cara-cara
pengobatan yang boleh dikatakan tradisionil, seperti penggunaan
akar bahar di lengan. Atau mungkin juga orang memakai gelang
batu giok, kalau dia kebetulan punya kepercayaan pada obat-obat
tradisionil Tiongkok.
Di Jakarta, begitu pula di beberapa kota besar lainnya, sqak
beberapa bulan yang lalu orang mulai berkenalan dengan "gelang
anti-rematik". Ini obat, yang sekaligus merangkap sebagai alat
perhiasan banyak dijual di apotik. Diperjual-belikan secara
bebas. Bahannya terdiri dari tembaga. Harganya berkisar antara
Rp 4000 sampai Rp 6000. Bisa lebih mahal lagi, kalau bahan dasar
tadi dilapis dengan emas sekian karat. Peminat nampaknya lumayan
juga. Sampai-sampai beberapa toko emas ikut-ikutan menjualnya.
Seberapa jauh pengaruh gelang ini terhadap penyakit, belum
diketahui secara pasti. Dengan mengutip hasil penyelidikan yang
katanya dilakukan di Jerman, Australia dan Amerika, penyalur
gelang anti rematik yang sekarang ini beredar mengatakan:
"Diperoleh petunjuk-petunjuk bahwa penderita rematik menderita
kekurangan tembaga dalam tubuhnya".
Dianjurkan supaya gelang tersebut dipakai, di lengan secara
terus-menerus, baik ketika tidur mandi ataupun bekerja.
"Khasiatnya akan menjalar ke seluruh tubuh. Jadi tidak
dibenarkan bila gelang dipakai pada sendi tubuh yang sakit. Dan
gelang ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengobatan yang
diberikan dokter". Begitulah bunyi selebaran yang menyertai tiap
bungkus gelang berkhasiat obat ini. Kalangan dokter sendiri
belum pernah buka suara mengenai gelang mujarab ini. Nampaknya
mereka acuh- tak-acuh saja. "Akh . . itu 'kan superstition saja.
Takhyul", komentar dr Adnan Klinik Rematologi, Bagian Penyakit
Dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
Dia tak melarang orang menggunakan gelang yang dalam iklan
disebutkan sebagai "gelang dari Inggeris" itu. "Orang mau
memakainya terserahlah. Tetapi daripada membeli gelang yang
harganya sampai Rp 6000 'kan lebih baik beli akar bahar saja.
'Kan dapat sekeranjang", sambungnya. Dia mengakui bahwa para
dokter di sini belum pernah menyelidiki atau mengamati
penggunaan gelang Inggeris tersebut. Akar bahar untuk rematik
pun belum pernah. Perhimpunan ahli-ahli rematologi sedunia juga
belum pernah membicarakan obat rematik jenis ini.
Mula-Mula Skeptis
Tetapi seorang profesor kimia bulan lalu dari Australia
mengatakan: "Memakai gelang tembaga dalam beberapa hal mempunyai
nilai dalam pengobatan rematik". Dokter tersebut, Ray Walker.
seorang mahaguru kimia di Universitas Newcastle, New South
Wales, mengadakan suatu proyek penelitian dengan tujuan
membantah pengobatan rakyat yang sudah dipraktekkan sejak jaman
dulu. Tetapi kemudian ternyata la berkesimpulan bahwa tembaga
yang diserap melalui kulit mungkin mempunyai nilai pengobatan.
Pendapatnya ini dia kemukakan dalam Konferensi Divisi Kordinasi
dan Kimia Organik Logam yang diadakan oleh Royal Australian
Chemical Institute di La Thobe University.
"Penelitian selama tiga tahun mengungkapkan bahwa tembaga yang
berupa gelang dapat diserap melalui kulit dan hal ini
menguntungkan bagi beberapa orang. Mungkin penggunaan gelang ini
hanya menguntungkan bagi beberapa kondisi rematik yang sudah
banyak dikenal", urainya.
Melalui konferensi itu dia mendesak para spesialis rematik untuk
melakukan penelitian yang terperinci mengenai pengaruh tembaga
terhadap tubuh manusia. "Saya memang pernah merasa skeptis dalam
tahap permulaan penelitian, tetapi sekarang banyak ahli kimia
dan peneliti kedokteran mulai menerima bahwa tembaga dan seng
memainkan peranan penting bagi kesejahteraan manusia", katanya
membujuk.
Dr Walker mengatakan ia telah menulis di suatu suratkabar dalam
bulan September 1974 dan meminta orang-orang yang memakai gelang
tembaga untuk menceriterakan kepadanya tentang pengaruh gelang
mereka. Tujuannya ialah untuk menghilangkan prasangka tentang
'penyembuhan' melalui gelang-tembaga.
Walaupun ia tidak menyebutkan rematik, namun semua jawaban dari
157 orang, kecuali dua, menyatakan bahwa gelang tembaga mereka
mempunyai nilai pengobatan terhadap rematik atau arthritis,
peradangan sendi.
Hilang 13 Mg
Surat kedua dari Dr Walker telah diterbitkan oleh beberapa
suratkabar dalam bulan Oktober tahun itu juga, untuk menanyai
para penderita rematik yang belum pernah memakai gelang tembaga.
Surat ini mendapat 166 jawaban, meliputi 323 persoalan. Dari
persoalan-persoalan ini, 240 telah dipilih dan dibagi-bagi dalam
kelompok, masing-masing terdiri atas jumlah yang sama, yaitu
mereka yang pernah dan belum pernah memakai gelang tembaga.
Para anggota kelompok itu memakai gelang tembaga selama sebulan
dan gelang tembaga imitasi selama sebulan pula. Kelompok lain
tidak memakai gelang sama sekali selama dua bulan. Pertanyaan
lanjutan yang singkat kemudian dikirim ke semua peserta
penelitian pada akhir masa pengobatan. Lantas mereka diminta
membandingkan kemujaraban kedua gelang itu.
Terdapat komplikasi-komplikasi ketika beberapa penderita yang
sebelumnya memakai gelang tembaga menolak untuk memakainya.
Pertanyaan itu bertujuan untuk mencari informasi tentang kondisi
kedokteran, pengobatan, diit, gaya hidup, dan lain-lain faktor,
yang telah dijawab dengan lengkap oleh 93 persen dari orangorang
yang mengirimkan jawaban mereka.
"Hasil umum penyelidikan itu ialah bahwa bagi beberapa orang,
penggunaan gelang tembaga itu nampaknya mempunyai nilai
pengobatan yang tidak dapat diterangkan oleh faktor-faktor
psikologl saja". Demikian pendapat Dr Walker.
Dari penyelidikan itu diketahui bahwa gelang tembaga yang
beratnya 14 gram setiap bulannya kehilangan berat 13 miligram.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini