Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Akhir tahun 2024 diwarnai bencana banjir di banyak tempat, baik akibat pengaruh musim hujan dan juga banjir rob akibat pasang air laut yang tinggi dan membanjiri daerah sekitarnya. Pakar kesehatan Profesor Tjandra Yoga Aditama mengingatkan warga terdampak banjir agar tetap menjaga kebersihan diri untuk mencegah terkena penyakit seperti diare dan leptospirosis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Diare sangat erat kaitannya dengan kebersihan individu dan saat banjir. Biasanya sumber-sumber air minum masyarakat, khususnya sumber air minum dari sumur dangkal, akan banyak ikut tercemar," katanya, Jumat, 27 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya, hal tersebut berpotensi menimbulkan diare disertai penularan yang cepat. Dia pun mengingatkan warga yang terdampak banjir membiasakan cuci tangan dengan sabun setiap akan makan atau minum serta usai buang air besar dan buang air kecil. Kemudian, membiasakan merebus air minum hingga mendidih setiap hari, menjaga kebersihan lingkungan, menghindari tumpukan sampah di sekitar tempat tinggal, serta segera menghubungi petugas kesehatan terdekat bila ada gejala-gejala diare.
Selain diare, penyakit yang juga bisa muncul saat banjir yakni leptospirosis, yang disebabkan bakteri leptospira dan ditularkan melalui kotoran dan air kencing tikus. "Orang yang mempunyai luka, kemudian bermain atau terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kotoran atau kencing tikus yang mengandung bakteri lepstopira, maka orang tersebut berpotensi terinfeksi dan jatuh sakit," ujarnya.
ISPA dan Tifoid
Demi mencegah terkena leptospirosis, Tjandra mengingatkan warga untuk mencegah dan menghindari tikus yang berkeliaran di sekitar dengan selalu menjaga kebersihan. Hindari bermain air saat terjadi banjir, terutama jika punya luka, menggunakan pelindung, misalnya sepatu bot, dan segera berobat ke sarana kesehatan bila sakit dengan gejala panas tiba-tiba, sakit kepala, dan menggigil.
Tjandra menambahkan masih ada risiko penyakit lain yang bisa muncul saat banjir, yakni infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), tifoid, dan penyakit kulit, baik berupa infeksi, alergi, atau bentuk lain.
"Kalau musim banjir maka masalah utamanya adalah kebersihan yang tidak terjaga baik," ujar Direktur Penyakit Menular WHO Kantor Regional Asia Tenggara 2018-2020 tersebut.
Selain penyakit menular, dia juga mengingatkan warga untuk mengantisipasi perburukan penyakit kronis yang sudah diderita karena penurunan daya tahan tubuh akibat musim hujan berkepanjangan. Apalagi bila terjadi banjir sampai berhari-hari.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta mencatat satu RT di Kelurahan Pluit, Jakarta Utara, kembali terendam banjir rob atau banjir pesisir pada Kamis, 26 Desember 2024. Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini banjir rob pada 26 Desember 2024-3 Januari 2025. Banjir ini terjadi akibat fenomena pasang maksimum air laut bersamaan dengan fase bulan baru yang berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum berupa banjir rob di wilayah pesisir utara Jakarta.