Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Fenomena langka gerhana bulan total atau super blue blood moon terjadi tepat pada 31 Januari 2018. Fenomena langit itu disebut langka karena untuk pertama kalinya terjadi setelah 152 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain gerhana bulan total, fenomena lainnya seperti fase bluemoon, supermoon dan gerhana bulan juga muncul secara bersamaan. Baca: Adriansyah Martin Diduga Mengunggah Foto Bohong, Apa Kata Ahli?
Foto kolase saat fase terjadinya fenomena gerhana bulan total di Indramayu, Jawa Barat, 31 Januari 2018. Fenomena gerhana bulan langka dengan tiga keunikan tersebut terjadi hanya dalam 150 tahun sekali. ANTARA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fenomena langka ini juga sempat dikait-kaitkan dengan ramalan dan kisah mistis. Seperti dilansir dari Express, warga Israel meramalkan kejadian blue moon yang dianggap bagian dari nubuat itu sebagai pertanda bahwa akan terjadi sesuatu di Israel yang berhubungan dengan dunia.
"Fenomena gerhana bulan merupakan pertanda buruk bagi mereka yang membenci Israel," ungkap Rabbi Yosef Berger, rabbi Makam Raja Daud. Dia juga berkata bahwa pertanda itu mungkin saja berhubungan dengan isu penolakan Yerusalem sebagai ibukota Israel. Baca : Kencan saat Gerhana Bulan Januari 2018 Ini? Intip Dulu 3 Tipsnya
Penampakan fenomena Super Blue Blood Moon yang terlihat di antara bendera Amerika Serikat dan negara bagian California di Santa Monica Beach, California, 31 Januari 2018. Tidak semua negara dapat menyaksikan fenomena langka ini yang menggabungkan peristiwa gerhana bulan total, blue moon, dan supermoon. AP Photo/Ringo H.W. Chiu
Sementara itu, beberapa ahli astrologi menganggap fenomena gerhana bulan total sebagai fenomena dimana sang lunar sedang berada di titik terkuatnya. Fenomena itu nantinya disebut akan mempengaruhi pasang surut laut melalui tarikan gravitasi bulan.