Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Hal-hal yang Perlu Dihindari Penderita Paru-paru Basah

Untuk mempercepat proses penyembuhan, penting bagi penderita paru-paru basah untuk menghindari beberapa hal berikut ini.

4 Desember 2024 | 23.04 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Paru-paru basah adalah infeksi pada kantung udara di paru-paru yang sering menyebabkan kesulitan bernapas. Paru-paru basah perlu penanganan khusus untuk mempercepat proses penyembuhan. Selain mengikuti anjuran dokter dan mengonsumsi obat-obatan yang telah diresepkan, penderita juga perlu memperhatikan gaya hidup.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk mempercepat proses penyembuhan, penting bagi penderita paru-paru basah untuk menghindari beberapa hal berikut ini. Berikut beberapa pantangan yang harus dihindari.
 
Merokok
Merokok adalah salah satu musuh terbesar penderita paru-paru basah. Asap rokok mengandung ribuan zat kimia berbahaya yang dapat merusak jaringan paru-paru. Selain memperparah peradangan, merokok juga menghambat proses penyembuhan luka pada paru-paru.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nikotin dalam rokok dapat menyempitkan saluran napas sehingga semakin sulit bagi penderita untuk bernapas. Bagi perokok yang sedang menjalani pengobatan paru-paru basah, berhenti merokok adalah langkah penting untuk meningkatkan kualitas hidup dan mempercepat pemulihan.

Polusi udara
Polusi udara mengandung berbagai partikel berbahaya seperti debu, asap, dan gas beracun. Partikel-partikel ini dapat masuk ke dalam paru-paru dan menyebabkan iritasi serta peradangan. Bagi penderita paru-paru basah, paparan polusi udara dapat memperburuk gejala seperti batuk, sesak napas, dan dahak.

Untuk mengurangi paparan polusi udara sebaiknya hindari aktivitas di luar ruangan saat tingkat polusi tinggi, terutama pada pagi atau sore hari. Jika harus keluar rumah, pakai masker yang sesuai untuk menyaring partikel berbahaya.

Makanan dan minuman tertentu
Makanan tinggi garam dapat menyebabkan tubuh menahan lebih banyak cairan sehingga memperparah sesak napas. Makanan yang digoreng dan berlemak juga sulit dicerna dan dapat menyebabkan gangguan pencernaan yang berdampak pada pernapasan.

Selain itu, makanan dingin dan beku dapat memicu produksi lendir berlebih yang menyumbat saluran napas. Penderita alergi sebaiknya hindari makanan yang dapat memicu reaksi alergi karena hal ini dapat memicu peradangan pada saluran napas.

Stres
Stres dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan memperlambat proses penyembuhan. Ketika stres, tubuh akan melepaskan hormon kortisol yang dapat menekan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan peradangan. Selain itu, stres juga dapat menyebabkan pola pernapasan yang tidak teratur sehingga memperburuk gejala paru-paru basah.

Untuk mengatasi stres, cobalah lakukan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau mendengarkan musik yang menenangkan. Anda juga bisa berkonsultasi dengan psikolog untuk mendapatkan bantuan mengatasi stres.

Aktivitas fisik yang berat
Meskipun aktivitas fisik penting untuk menjaga kesehatan, penderita paru-paru basah sebaiknya menghindari aktivitas fisik yang terlalu berat. Aktivitas fisik yang berlebihan dapat membuat jantung dan paru-paru bekerja lebih keras sehingga dapat memperburuk gejala sesak napas. Namun, bukan berarti Anda harus berdiam diri di rumah. Konsultasikan dengan dokter mengenai jenis dan intensitas olahraga yang aman dilakukan.

Obat-obatan tertentu
Beberapa jenis obat dapat berinteraksi dengan obat-obatan yang digunakan untuk mengobati paru-paru basah atau memiliki efek samping yang merugikan. Karena itu, penting untuk selalu memberitahu dokter tentang semua obat yang sedang dikonsumsi, termasuk obat bebas dan suplemen. Jangan pernah sembarangan minum obat tanpa resep dokter.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus