Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hari Tanpa Tembakau Sedunia diperingati setiap tanggal 31 Mei. Peringatan ini menjadi platform penting bagi para pemuda di seluruh dunia untuk mendesak pemerintah agar melindungi mereka dari taktik pemasaran predatoris industri tembakau.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), industri ini menargetkan generasi muda untuk meraup keuntungan seumur hidup, menciptakan gelombang baru kecanduan. Perayaan tahunan ini bertujuan untuk menginformasikan publik tentang bahaya penggunaan tembakau, praktik bisnis perusahaan tembakau, serta apa yang dilakukan oleh WHO untuk melawan epidemi tembakau.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, Hari Tanpa Tembakau Sedunia mengajak masyarakat di seluruh dunia untuk memperjuangkan hak mereka atas kesehatan dan gaya hidup sehat, serta melindungi generasi mendatang.
Melalui kampanye ini, WHO dan para pemangku kepentingan lainnya terus berupaya meningkatkan kesadaran dan mendorong tindakan nyata untuk mengurangi penggunaan tembakau, demi masa depan yang lebih sehat bagi semua generasi.
Dalam memperingati Hari Tanpa Tembakau, muncul pertanyaan tentang mengapa orang-orang betah merokok? Mengapa mereka kecanduan dan sulit berhenti? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut adalah penjelasannya.
Alasan Tembakau Membuat Kecanduan
Tembakau mengandung berbagai bahan kimia yang dapat menyebabkan ketergantungan pada penggunanya. Salah satu zat utama yang terdapat dalam tembakau adalah nikotin.
Disadur dari Food and Drug Administration, nikotin adalah senyawa kimia yang terdapat dalam daun tembakau dan merupakan penyebab utama kecanduan pada produk tembakau.
Ketika seseorang merokok atau menggunakan produk tembakau lainnya, nikotin dengan cepat diserap ke dalam darah melalui paru-paru dan mencapai otak dalam hitungan detik. Nikotin bekerja dengan cara merangsang pelepasan neurotransmitter dopamin di otak. Dopamin adalah senyawa kimia yang bertanggung jawab atas sensasi kesenangan dan reward.
Saat dopamin dilepaskan, pengguna merasakan sensasi nikmat dan rileks yang membuatnya ingin terus menggunakan tembakau untuk merasakan efek tersebut lagi. Secara bertahap, otak menjadi terbiasa dengan kadar dopamin yang ditingkatkan oleh nikotin, sehingga membuat seseorang semakin tergantung pada penggunaan tembakau.
Bahaya Kecanduan Tembakau
Kecanduan tembakau memiliki dampak yang serius bagi kesehatan fisik, mental, dan sosial seseorang. Salah satu bahaya utama kecanduan tembakau adalah meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit kronis, termasuk kanker, penyakit jantung, dan gangguan pernapasan.
Menurut data dari American Cancer Society, merokok adalah penyebab utama kanker paru-paru dan berkontribusi pada lebih dari 80 persen kematian akibat kanker paru-paru.
Selain itu, kecanduan tembakau juga dapat menyebabkan ketergantungan psikologis dan sosial. Pengguna tembakau mungkin merasa sulit untuk berhenti merokok meskipun menyadari risiko kesehatan yang ditimbulkannya. Mereka juga mungkin mengalami gejala penarikan yang tidak menyenangkan ketika mencoba untuk berhenti, seperti gelisah, stres, dan kecemasan.
Dampak kecanduan tembakau juga dapat memengaruhi kebiasaan dan kehidupan sehari-hari seseorang. Pengguna tembakau mungkin menghabiskan banyak waktu dan uang untuk mendapatkan dan menggunakan tembakau, serta mengalami penurunan kualitas hidup karena dampak negatifnya terhadap kesehatan.
Pilihan editor: Kilas Balik Penetapan 31 Mei Sebagai Hari Tanpa Tembakau Sedunia