Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Divisi Psikosomatik dan Paliatif Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK UI/RSCM, Hamzah Shatri, menyatakan gangguan psikosomatik digambarkan sebagai entitas klinis yang kali pertama ditemukan pada musim semi 2020, ketika pasien COVID-19 masih memiliki gejala setelah beberapa pekan infeksi akut. Gangguan mental ini menyerang banyak penyintas Covid-19 yang mengalami sindrom long Covid.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sindrom tersebut didefinisikan sebagai sekumpulan gejala fisik, kognitif, atau psikologis yang persisten selama lebih dari 12 pekan setelah infeksi akut dan tidak bisa dijelaskan dengan diagnosis alternatif lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sindrom ini sangat erat kaitannya dengan gangguan psikosomatik. Kelelahan adalah gejala yang paling sering ditemukan," kata Hamzah.
Di antara gangguan psikosomatik yang paling sering dijumpai adalah kecemasan, depresi, serangan panik, dan gangguan tidur. Kelelahan yang bertahan hingga tiga bulan pascainfeksi berkaitan dengan depresi sedang hingga berat.
Ia mengatakan gangguan mental psikosomatik bisa dicegah dengan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung triptofan, seperti daging ayam, ikan salmon, dan kedelai. Sumber makanan lain yang juga bisa dijadikan alternatif pemulihan adalah yang mengandung polifenol, seperti buah-buahan, sayuran, dan rempah-rempah.
"Selain itu juga dijelaskan mengenai pentingnya membatasi jumlah konsumsi garam, gula, dan lemak, serta mencukupkan konsumsi serat dan air," katanya.